PARIS, KOMPAS.TV - Badan pemantau pemilu di Prancis memproyeksikan petahana Presiden Prancis Emmanuel Macron memenangkan pemilihan presiden, seperti dilaporkan Associated Press, Senin (25/4/2022).
Sementara itu, pesaing Macron, yaitu Marine Le Pen, dilaporkan sudah mengakui kemenangan Macron pada hari Minggu (24/4/2022) malam.
Proyeksi pertama menunjukkan Macron mengamankan sekitar 57-58 persen suara. Perkiraan seperti itu biasanya akurat tetapi dapat disesuaikan setelah hasil resmi datang dari seluruh negeri.
Sorak-sorai kegembiraan meletus saat hasil suara pemilihan ditampilkan layar raksasa di Taman Champ de Mars, di kaki Menara Eiffel, tempat para pendukung Macron mengibarkan bendera Prancis dan Uni Eropa. Orang-orang saling berpelukan dan meneriakkan "Macron".
Sebaliknya, sekelompok pendukung Le Pen yang sedih meledak dalam ejekan dan siulan ketika mereka mendengar berita itu di pinggiran Paris.
Macron hanya punya sedikit masa tenggang usai resmi diumumkan, terutama karena pemilih dari kaum kiri memilihnya hanya untuk menggagalkan kemenangan kandidat sayap kanan Le Pen.
Baca Juga: Macron dan Le Pen Sengit di Pilpres Prancis Putaran 2 Hari Ini, Hasil Tergantung Jumlah Pencoblos
“Akan ada kesinambungan dalam kebijakan pemerintah karena presiden terpilih kembali. Tetapi kami juga mendengar pesan orang-orang Prancis,” kata Menteri Kesehatan Olivier Veran kepada BFM TV.
Tantangan besar pertama adalah pemilihan parlemen.
Pemilihan parlemen sudah dekat, akan digelar bulan Juni, dan partai-partai oposisi di kiri dan kanan akan segera memulai dorongan besar untuk mencoba memberikan suara di parlemen dan pemerintah yang berseberangan dengan garis kebijakan Macron.
Philippe Lagrue, 63, direktur teknis di sebuah teater di Paris, mengatakan pada hari sebelumnya dia memberikan suara untuk Macron, setelah memberikan suara untuk Jean-Luc Melenchon yang berhaluan keras di putaran pertama.
Dia mengatakan akan kembali memilih Melenchon dalam pemilihan legislatif. “Melenchon Perdana Menteri. Itu akan menyenangkan. Macron akan marah, tapi itulah intinya.”
Baca Juga: Bagi Pemilih Selain Macron dan Le Pen, Pilpres Prancis seperti Memilih antara Kolera atau Wabah
Pro-Eropa
Jajak pendapat Ifop, Elabe, OpinionWay dan Ipsos memproyeksikan kemenangan 57,6-58,2 persen untuk Macron.
Kemenangan Macron yang berhaluan tengah dan pro-Uni Eropa akan dipuji oleh sekutunya sebagai pukulan balik atas politik arus utama yang terguncang beberapa tahun terakhir menyusul keluarnya Inggris dari Uni Eropa, pemilihan Donald Trump tahun 2016, dan kebangkitan generasi baru para pemimpin nasionalis.
Macron akan bergabung dengan klub kecil, di mana hanya dua presiden Prancis sebelumnya yang berhasil mengamankan masa jabatan kedua.
Tetapi margin kemenangannya terlihat lebih ketat daripada ketika dia pertama kali mengalahkan Le Pen tahun 2017, menggarisbawahi berapa banyak orang Prancis yang tidak terkesan dengan dia dan rekor domestiknya.
Sumber : Associated Press/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.