WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) mengungkapkan keprihatinannya atas serangan polisi Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Jumat (15/4/2022).
Serangan tersebut membuat sekitar 150 warga Palestina yang akan Salat Subuh terluka, delapan di antaranya dirawat di ruang intensif.
Sedangkan sekitar 400 orang warga Palestina ditangkap oleh polisi Israel.
“Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri (dan) menghindari tindakan dan retorika yang provokatif,” tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price dikutip dari Al-Araby.
Baca Juga: Indonesia Marah atas Serangan ke Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Kecam Ulah Aparat Israel
“Kami meminta pejabat Palestina dan Israel bekerja sama untuk menurunkan ketegangan dan memastikan keselamatan semua orang,” tambahnya.
Kepolisian Israel telah meningkatkan keberadaan mereka di daerah pendudukan Tepi Barat.
Selain itu, juga memperkuat tembok dan pagar pembatasa dengan wilayah yang diduduki menyusul serangan baru-baru ini di dalam Israel.
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet telah memberikan kebebasan penuh terhadap pasukan Israel untuk merespons serangan ini.
Ia juga memperingatkan tak akan ada batasan dalam hal tersebut.
Setidaknya, 15 warga Palestina telah terbunuh sejak itu, kebanyakan pada penyergapan di Kota Tepi Barat, Jenin dan area yang mengelilinginya.
Baca Juga: Tentara Israel Serang Muslim Palestina yang Akan Salat Subuh di Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa sendiri merupakan situs suci ketiga bagi umat Islam.
Pada Ramadan tahun lalu, pemukim ilegal Yahudi Israel dan tentara secara regular menyerbu Masjid Al-Aqsa, saat umat Muslim tengah berkumpul.
Ratusan umat Muslim Palestina terluka saat tentara Israel menyerbu Masjid pada Mei tahun lalu.
Hal itu kemudian dibalas Hamas dengan merespons penembakan roket dari Gaza.
Sumber : Al-Arabiya
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.