TEL AVIV, KOMPAS.TV — Israel berhasil menguji coba sistem pertahanan laser anti-peluru kendali terbaru yang sukses mencegat mortir, roket, peluru kendali dan rudal anti-tank, Kamis (14/4/2022).
Seperti laporan Associated Press, Jumat (15/4), para pemimpin Israel menyebut, uji coba sistem pertahanan laser anti-peluru kendali itu dilakukan dalam sebuah uji coba di Gurun Negev.
Sistem laser buatan Israel, yang dikenal sebagai Iron Beam, itu dirancang untuk melengkapi serangkaian sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome, sistem pertahanan udara penghadang serangan udara yang lebih mahal.
"Ini mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, tapi ini nyata," kata Perdana Menteri Naftali Bennett.
"Intersepsi Iron Beam tidak bersuara, tidak terlihat dan harganya hanya sekitar 3,50 dollar AS per buahnya", tambahnya.
Sedikit yang diketahui tentang keefektifan sistem laser, tetapi Israel mengharapkan sistem senjata terbaru itu dapat digunakan di darat, di udara, dan di laut.
Tujuannya adalah untuk menyebarkan sistem laser di sekitar perbatasan Israel selama dekade berikutnya untuk melindungi Israel dari serangan.
Baca Juga: Kapal China Sorot Laser ke Pesawat Patroli, Australia Berang
Israel has successfully tested the new “Iron Beam” laser interception system.
— Naftali Bennett (@naftalibennett) April 14, 2022
This is the world’s first energy-based weapons system that uses a laser to shoot down incoming UAVs, rockets & mortars at a cost of $3.50 per shot.
It may sound like science fiction, but it's real. pic.twitter.com/nRXFoYTjIU
Pengumuman yang dikeluarkan itu juga berarti sebuah kiriman pesan ke musuh Israel, termasuk musuh bebuyutan mereka, Iran.
Pengumuman itu datang menjelang peringatan 11 hari perang Israel-Gaza, di mana kelompok militan Hamas yang berkuasa di Gaza menembakkan lebih dari 4.000 roket ke arah Israel.
Israel mengatakan, sistem pertahanan Iron Dome mereka sukses besar, dengan tingkat intersepsi atau pencegatan 90 sukses terhadap tembakan roket yang masuk. Tetapi para pejabat mengatakan sistem Iron Dome terlalu mahal untuk diterapkan.
Bennett mengatakan seseorang di Gaza dapat menembakkan roket ke Israel dengan harga beberapa ratus dolar, tetapi Iron Dome membutuhkan biaya puluhan ribu dolar untuk setiap pencegatannya.
Kementerian Pertahanan Israel merilis sebuah video pendek yang menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai sistem baru yang berhasil mencegat roket, mortir, dan kendaraan udara tak berawak.
Video tersebut, yang diedit dan dilengkapi musik, tampaknya menunjukkan sinar laser yang keluar dari stasiun bumi, mengenai target dan menghancurkannya menjadi potongan-potongan kecil.
Sistem laser anti peluru kendali Iron Beam, yang sedang dikembangkan dengan produsen senjata Rafael, tidak dimaksudkan untuk menggantikan Iron Dome atau sistem pertahanan udara Israel lainnya.
Baca Juga: Australia Murka Pesawatnya Ditembak Laser oleh Kapal China, Scott Morrison Bilang Intimidasi
Dikatakan untuk melengkapi dan melengkapi mereka, menembak jatuh proyektil yang lebih kecil dan meninggalkan yang lebih besar untuk baterai berbasis rudal yang lebih kuat.
Menurut kementerian pertahanan Israel, negaranya adalah salah satu negara pertama di dunia yang berhasil menggunakan teknologi laser yang kuat untuk mengembangkan sistem pertahanan udara yang berfungsi dan untuk mendemonstrasikan intersepsi dalam skenario operasional.
Bennett mengatakan pada bulan Februari, Israel akan mulai menggunakan sistem itu dalam waktu satu tahun ke depan.
Israel mengembangkan atau mengerahkan serangkaian sistem yang dimaksudkan untuk mencegat segala sesuatu mulai dari rudal jarak jauh hingga roket yang diluncurkan hanya dari jarak beberapa kilometer.
Mereka juga melengkapi tanknya dengan sistem pertahanan rudal.
Pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia saat ini belum mencapai kesepakatan pasti.
Israel menentang kesepakatan itu, mengatakan kesepakatan nuklir Iran tidak cukup untuk mengekang program nuklir Iran atau kegiatan militernya di seluruh wilayah, dan para pejabat Israel mengatakan mereka secara sepihak akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi Israel.
Sumber : Associated Press/Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.