MOSKOW, KOMPAS.TV - Kremlin pada Rabu (13/4/2022) mengatakan, mereka menolak tegas deskripsi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tentang tindakan Rusia di Ukraina sebagai sebuah bentuk genosida.
Biden sebelumnya pada Selasa (12/4) mengatakan, perilaku Rusia di Ukraina sama dengan genosida, menggunakan kata itu untuk pertama kalinya.
"Kami menganggap upaya semacam ini untuk mendistorsi situasi tidak dapat diterima," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada briefing rutin dengan wartawan, seperti dilaporkan Straits Times, Rabu kemarin.
"Ini tidak dapat diterima dari seorang presiden Amerika Serikat, sebuah negara yang melakukan kejahatan terkenal belakangan ini," kata Peskov.
Biden mengatakan pada akhirnya akan tergantung pada pengadilan untuk menentukan apakah tindakan Rusia di tetangganya yang pro-Barat, yang Biden tuduh melakukan kekejaman terhadap warga sipil, adalah tindak genosida.
"Menjadi semakin jelas Putin hanya mencoba untuk menghapus gagasan untuk bisa menjadi orang Ukraina, dan buktinya semakin banyak," kata Biden.
Baca Juga: Biden Kembali Tuduh Putin, Kali ini Dituduh Genosida di Ukraina, Sebelumnya Penjahat Perang
Di bawah hukum internasional, genosida adalah niat untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras atau agama.
Biden sebelumnya menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang. Hal ini langsung ditolak Moskow yang dengan marah menyebut komentar Biden membawa hubungan Rusia dengan Amerika Serikat ke jurang kehancuran.
Adapun Putin pada Selasa kemarin juga menolak tuduhan bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Kota Bucha, Ukraina dan mengatakan itu tuduhan palsu, meski ditemukan adanya kuburan massal dan mayat terikat yang ditembak dari jarak dekat setelah pasukan Rusia mundur.
Moskow mengatakan mereka yakin insiden itu direkayasa.
Seperti diketahui, serangan Moskow ke Ukraina sebagai sebuah serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, menyebabkan lebih dari 4,6 juta orang menyelamatkan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan dan membuat Rusia semakin terisolasi di panggung dunia.
Kremlin mengatakan pihaknya meluncurkan "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Kiev dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu untuk serangan yang tidak beralasan.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.