WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menanggapi pergantian komandan perang Rusia di Ukraina yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
AS menilai perubahan komandan perang tetap tak akan mampu memberikan kemenangan bagi Rusia.
Sebelumnya, Putin dilaporkan telah menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov untuk memimpin pasukan Rusia di Ukraina.
Dvornikov merupakan jenderal berpengalaman yang memimpin pasukan Rusia di Suriah.
Baca Juga: Putin Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina, Diyakini Membuat Tentara Rusia Lebih Kejam
Menurut pejabat AS, Dvornikov adalah jenderal dengan catatan brutal melawan warga sipil di Suriah dan perang lainnya.
“Penunjukkan jenderal siapa pun tak akan menghapus fakta bahwa Rusia telah menghadapi kegagalan strategi di Ukraina,” ujar Penasihat Keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan dikutip dari Associated Press.
“Jenderal ini akan menjadi pelaku lainnya dalam kejahatan dan kebrutalan terhadap warga sipil Ukraina,” ujarnya.
Sullivan pun menegaskan bahwa AS tetap memiliki determinasi untuk melakukan segalanya demi mendukung Ukraina melawan rezim Vladimir Putin.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki juga ikut menggemakan pemikiran tersebut.
Baca Juga: Zelensky Tak Akan Bertemu Putin hingga Donbas Dikuasai, Ukraina Siap Perang Besar Lawan Rusia
“Laporan yang kami lihat tentang perubahan dalam kepemimpinan militer dan menempatkan seorang jenderal yang bertanggung jawab atas kebrutalan dan kekejaman yang kami lihat di Suriah menunjukkan bahwa akan ada kelanjutan dari apa yang telah kami lihat di Ukraina, dan itulah yang diharapkan,” tuturnya.
Rusia melakukan perubahan komandan perang, setelah memutuskan untuk lebih fokus dalam melakukan ekspansi kontrol yang lebih besar di timur dan selatan Ukraina, termasuk Donbas.
Selain itu juga karena kegagalan dalam menaklukkan Ibu Kota Ukraina, Kiev, yang berada di utara.
Dvornikov menjadi terkenal saat memimpin pasukan Rusia di Suriah, di mana Moskow melancarkan kampanye militer untuk menopang rezim Bashar Al-Assad, dalam perang saudara di negara itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.