MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan kesal setelah dibohongi oleh intelijennya terkait penyerangan Rusia ke Ukraina.
Kolonel Jenderal Sergei Beseda, yang merupakan kepala Badan Keamanan Federal (FSB) Kelima akhirnya ditahan di penjara keamanan tinggi setelah sebelumnya ditahan pada penjara rumah.
Beseda sebelumnya ditangkap setelah diyakini memberikan informasi yang salah kepada Putin.
Beseda dilaporkan memberikan informasi kepada Putin bahwa rakyat Ukraina akan menyambut kedatangan tentara Rusia.
Baca Juga: Putin Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina, Diyakini Membuat Tentara Rusia Lebih Kejam
Tetapi yang terjadi adalah tentara Rusia mendapatkan perlawanan keras dari pasukan Ukraina.
Menurut ahli intelijen Rusia, Andrei Soldatov seperti dikutip dari Daily Mail, Beseda kini ditempatkan di penjara Lefortovo.
Ia dilaporkan akan menerima sejumlah dakwaan terkaidt kegagalan intelijen.
Langkah Putin ini dinilai sebagai peringatan terhadap pembantu senior lainnya Presiden Rusia itu, yang diyakini bakal dipersalahkan karena tingginya angka prajurit Rusia yang tewas di Ukraina.
Soldatov mengungkapkan kasus Beseda saat ini tengah diinvestigasi oleh Departemen Investigasi Militer dari Komite Investifasi.
Beseda, yang bertanggung jawab atas intelijen dan subversi politik FSB di negara-negara bekas Uni Sovyet sempat melakukan perjalanan ke Ukraina sebelum ditahan.
Baca Juga: Janji PM Inggris Boris Johnson, Bakal Bantu Memperbaiki Kiev saat Penyerangan Rusia Usai
Beseda ditahan bersama dengan wakilnya, Anatoly Bolyukh, juga sempat menjalani tahanan rumah.
Status Bolyukh sendiri saat ini masih belum diketahui.
Penjara Lefortovo dikenal sebagai penjara tempat penahanan bagi tahanan politik di era Uni Sovyet, dan secara rutin dijadikan tempat untuk memenjarakan tersangka pengkhianat.
Namun, Rusia hingga saat ini belum mengonfirmasikan penahanan atau pemenjaraan Beseda di Lefortovo.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.