BUCHA, KOMPAS.TV — Ini adalah kesaksian warga sipil di Bucha, Ukraina. Kisah mereka menyaksikan horor, pembunuhan, kekejaman yang disebut-sebut dilakukan tentara Rusia..
Seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu(9/4/2022), ada sesosok mayat di ruang bawah tanah rumah kuning terbengkalai di ujung jalan dekat rel kereta api di salah satu jalan Kota Bucha, pinggiran ibu kota Kiev.
Lelaki itu masih berusia muda, kini menjadi jasad terbunuh yang pucat, setetes darah kering di mulutnya, ditembak mati dan dicampakkan dalam kegelapan ruang bawah tanah.
Tidak ada yang tahu kenapa tentara Rusia membawanya ke sana, ke ruang bawah tanah rumah yang bukan miliknya.
Ada setumpuk mainan di dekat tangga menuju ruang bawah tanah. Jepitan jemuran plastik bergoyang ditiup angin dingin di jalur kosong di bawah langit kelabu kota Bucha, Ukraina.
Hanya itu yang tersisa dari kenormalan di ujung jalan yang menghitam di Bucha ini, di mana jejak tapak tank kusut menghitam ditimbun kendaraan pengangkut pasukan dan tank yang hangus, dekat mobil sipil yang lantak terlibas tank, dan kotak amunisi ditumpuk di samping ransum kosong militer Rusia dan serakan botol minuman keras.
Jasad lelaki muda di ruang bawah tanah tadi hampir menjadi renungan, satu mayat lagi tergeletak di kota di mana malaikat maut berpesta pora dan kematian berlimpah ruah, namun penjelasan yang memuaskan untuk itu tidak ada.
Baca Juga: Presiden Ukraina Komitmen Penyelesaian Damai dengan Rusia, Namun Tetap Minta Senjata dari Barat
Seorang warga, Mykola Babak, menunjukkan lelaki itu setelah merenungkan adegan di halaman kecil di dekatnya.
Tiga mayat terbaring di sana. Satu mayat tergeletak di atas karpet tua di dekat satu mayat lain, seseorang meletakkan segenggam bunga warna kuning.
Seekor anjing herder mondar-mandir di dekat sebuah gerobak kecil di tikungan, tampak gelisah. Di gerobak itu ada mayat anjing lain, juga mati ditembak.
Mykola Babak lalu berdiri, sebatang rokok di satu tangan, kantong plastik berisi makanan kucing di tangan lainnya.
"Saya merasa sangat tenang hari ini," katanya.
"Aku pangkas janggut untuk pertama kalinya."
Pada awal pendudukan tentara Rusia selama sebulan di Bucha, katanya, mereka sibuk dengan diri mereka sendiri, tampak fokus pada gerak maju ke depan, ke arah Kiev.
Baca Juga: Barat: Seperempat Pasukan Rusia yang Dikerahkan Serang Ukraina Sudah Tidak Efektif Tempur
Ketika semua rencana itu terhalang, tentara Rusia pergi dari rumah ke rumah mencari pemuda, kadang-kadang mengambil dokumen dan telepon.
Perlawanan Ukraina tampaknya membuat tentara Rusia seperti kena mental. Orang-orang Rusia itu tampak lebih marah, lebih impulsif. Terkadang mereka tampak mabuk.
Pertama kali mereka mengunjungi Mykola Babak, mereka bersikap sangat sopan. Tetapi ketika mereka kembali pada hari ulang tahunnya, 28 Maret, mereka meneriaki Babak dan saudara iparnya.
Mereka menaruh granat di ketiak kakak ipar Babak dan mengancam akan menarik pin granat.
Mereka menarik pelatuk AK-47 dan menembak di dekat kaki Babak.
"Mari kita bunuh dia," kata salah satu dari mereka, tetapi orang Rusia lainnya menyuruh mereka untuk meninggalkannya dan pergi.
Sebelum mereka pergi, orang-orang Rusia itu mengajukan pertanyaan yang sangat bagus:
"Mengapa kamu masih di sini?"
Baca Juga: Ramai Istilah Kejahatan Perang, Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, dan Genosida di Ukraina, Ini Bedanya
Seperti banyak orang yang tinggal di Bucha, Mykola Babak sudah tua, 61 tahun. Tidak mudah untuk pergi mengungsi, dan Babak pikir dirinya akan selamat.
Namun, pada akhirnya, orang-orang Rusia yang stres menuduhnya sebagai penyabot.
Babak menghabiskan satu bulan di bawah pendudukan tanpa listrik, tanpa air mengalir, dan harus memasak dengan kayu bakar. Dia tidak siap untuk perang ini. Mungkin orang Rusia juga tidak.
Sekitar jam 6 sore pada tanggal 31 Maret, Babak mengingatnya dengan jelas, orang-orang Rusia itu melompat ke dalam kendaraan mereka dan pergi, begitu cepat sehingga mereka meninggalkan mayat rekan-rekan mereka.
“Di jalan ini kami baik-baik saja,” kata Mykola, mengingat saat pendudukan tentara Rusia.
Di Bucha, kata Babak, semuanya relatif.
“Mereka tidak menembak siapa pun yang keluar dari rumah mereka. Di jalan berikutnya, mereka melakukannya.”
Baca Juga: Tentara Rusia Terekam Bicarakan Pembantaian di Bucha Ukraina, Hasil Sadapan Intelijen Jerman
Berjalan melalui Bucha, The Associated Press bertemu dengan setidaknya 24 warga sipil saksi pendudukan tentara Rusia.
Hampir semua orang mengatakan mereka melihat sesosok mayat, terkadang beberapa mayat. Warga sipil terbunuh, kebanyakan laki-laki, kadang-kadang diambil secara acak lalu dibunuh.
Banyak warga sipil, termasuk orang tua, mengatakan mereka sendiri diancam.
Pertanyaan yang ingin dijawab oleh para penyintas, penyelidik, dan dunia adalah: KENAPA? .
Ukraina mengalami kengerian Mariupol, Kharkiv, Chernihiv dan Irpin. Tapi gambar dari kota ini, Bucha, yang cuma satu jam perjalanan dari Kiev, telah menyulut kesadaran global tidak seperti peristiwa yang lain.
Walikota Anatoliy Fedoruk mengatakan, jumlah warga sipil yang tewas adalah 320 orang pada hari Rabu (6/4) lalu.
Baca Juga: Zelensky Ungkap Kengerian di Borodyanka, Disebut Lebih Menyeramkan Ketimbang Bucha
“Ini jelas terlihat, sangat, sangat disengaja. Tetapi sulit untuk mengetahui motivasi apa lagi di balik ini,” kata seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat minggu ini, berbicara dengan syarat anonim karena membahas asemen militer.
Penduduk Bucha, saat mereka keluar dari rumah dan ruang bawah tanah tempat perlindungan yang dingin, menawarkan sebuah teori.
Beberapa percaya, Rusia tidak siap untuk pertarungan yang panjang atau Rusia memiliki tentara yang tidak disiplin di antara mereka.
Beberapa lainnya juga percaya penargetan dari rumah ke rumah terhadap laki-laki yang lebih muda adalah perburuan bagi mereka yang berperang melawan Rusia dalam beberapa tahun terakhir di Ukraina timur yang dikuasai separatis dan diberikan perumahan di kota itu.
Pada akhirnya, setiap bagian dari disiplin militer tentara Rusia runtuh; granat dilemparkan ke ruang bawah tanah, mayat dibuang ke sumur.
Wanita berusia 70-an diberitahu untuk tidak mengeluarkan kepala mereka dari rumah atau mereka akan dibunuh.
“Jika kamu meninggalkan rumah, aku akan mematuhi perintah, dan kamu tahu apa perintahnya. Saya akan membakar rumah kamu,” kata Tetyana Petrovskaya mengenang ucapan seorang tentara Rusia.
Pada awalnya, Rusia berperilaku dengan adab yang baik, kata Nataliya Aleksandrova, 63 tahun.
"Mereka bilang mereka akan ada selama tiga hari."
Baca Juga: Soal Dugaaan Pembantaian Bucha, Indonesia Dukung PBB Bentuk Tim Investigasi
Kemudian mereka kelaparan. Mereka menjadi kedinginan. Mereka mulai menjarah. Mereka menembaki layar TV tanpa alasan. Mereka khawatir ada mata-mata di antara orang-orang Ukraina.
Aleksandrova mengatakan, keponakannya ditahan pada 7 Maret setelah terlihat merekam tank yang hancur dengan telepon genggamnya.
Empat hari kemudian, keponakannya ditemukan di ruang bawah tanah, dengan luka tembak di telinga.
Beberapa hari kemudian, mengira Rusia sudah pergi, Aleksandrova dan seorang tetangga menyelinap keluar untuk menutup rumah-rumah terdekat untuk melindungi mereka dari penjarahan.
Rusia menangkap mereka dan membawa mereka ke ruang bawah tanah.
"Mereka bertanya kepada kami, 'Jenis kematian apa yang Anda sukai, lambat atau cepat?' Granat atau senapan?" Mereka diberi waktu 30 detik untuk memutuskan.
Tiba-tiba para prajurit itu dipanggil, meninggalkan Aleksandrova dan tetangganya yang terguncang berat tetapi masih hidup.
Rusia menjadi putus asa ketika menjadi jelas bahwa mereka tidak akan bisa menyerbu ke Kiev, kata Sergei Radetskiy, seorang warga Bucha. Setelah itu prajurit Rusia hanya memikirkan cara menjarah dan keluar dari Bucha.
"Mereka merasa perlu membunuh seseorang," katanya.
“Dan membunuh warga sipil paling mudah.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.