KIEV, KOMPAS.TV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tetap berkomitmen untuk mendesak perdamaian meskipun serangan Rusia terhadap warga sipil membuat dunia terkejut.
Namun, dia memperbarui permohonannya untuk mendapat lebih banyak senjata menjelang serangan Rusia di Ukraina Timur.
Zelenskyy membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan The Associated Press, Sabtu (9/4/2022), atau satu hari setelah sedikitnya 52 orang tewas dalam serangan di sebuah stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk.
Serta saat bukti pembunuhan warga sipil terungkap setelah pasukan Rusia mengundurkan diri dari wilayah sekitar ibu kota Kiev.
“Tidak ada yang mau bernegosiasi dengan orang atau mereka yang menyiksa bangsa ini. Itu semua bisa dimengerti. Dan sebagai seorang pria, sebagai seorang ayah, saya sangat memahami hal ini,” kata Zelenskyy.
"Tetapi kami tidak ingin kehilangan peluang, jika kami memilikinya, untuk solusi diplomatik.”
Mengenakan baju warna zaitun yang makin menjadi merk dagangnya sebagai pemimpin perang, Zelenskyy tampak kelelahan namun bersemangat dengan dorongan untuk bertahan.
Dia berbicara kepada AP di dalam kompleks kantor kepresidenan, di mana jendela dan lorong dipenuh oleh menara karung pasir dan tentara bersenjata lengkap.
“Kita harus berjuang, tapi berjuang untuk hidup. Anda tidak bisa berjuang untuk debu ketika tidak ada apa-apa dan tidak ada manusia lagi. Itulah mengapa penting untuk menghentikan perang ini,” kata Zelenskyy.
Baca Juga: Bawa Bendera dan Spanduk, Warga Crimea Turun ke Jalan Dukung Invasi Rusia ke Ukraina
Pasukan Rusia yang mundur dari Ukraina utara sekarang berkumpul kembali untuk apa yang diperkirakan akan menjadi gerak maju intensif guna merebut wilayah Donbas timur, termasuk kota pelabuhan Mariupol yang saat ini dikepung dan dibombardir Rusia.
Presiden mengatakan pasukan Ukraina di Mariupol menahan “sebagian besar pasukan musuh,” dimana Zelenskyy mengatakan pertempuran untuk mempertahankan Mariupol sebagai jantung peperangan saat ini.
“(Perlawanan) Ini berdenyut. Kami berjuang. Kami kuat. Dan jika berhenti berdenyut, kita akan berada dalam posisi yang lebih lemah,” katanya.
Zelenskyy mengatakan dia yakin Ukraina akan menerima perdamaian terlepas dari kengerian yang mereka saksikan dalam perang selama lebih dari enam minggu.
Kengerian itu termasuk gambar mayat warga sipil yang ditemukan di pekarangan, taman dan alun-alun kota dan dikubur di kuburan massal di Bucha, pinggiran kota Kyiv, setelah pasukan Rusia mundur.
Para pemimpin Ukraina dan Barat menuduh Moskow melakukan kejahatan perang.
Baca Juga: Barat: Seperempat Pasukan Rusia yang Dikerahkan Serang Ukraina Sudah Tidak Efektif Tempur
Rusia membantah dan mengklaim peristiwa di Bucha sudah diatur sebelumnya. Rusia juga menyalahkan Ukraina atas serangan di stasiun kereta api di Kramatorsk ketika ribuan orang bergegas melarikan diri mengantisipasi serangan Rusia.
Terlepas dari harapan untuk perdamaian, Zelenskyy mengakui dia harus realistis tentang prospek resolusi cepat mengingat negosiasi sejauh ini terbatas pada pembicaraan tingkat rendah yang tidak melibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Zelenskyy menunjukkan rasa pasrah dan frustrasi yang gamblang ketika ditanya apakah pasokan senjata dan peralatan lain yang diterima negaranya dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya cukup untuk mengubah gelombang perang.
"Belum," katanya, beralih ke bahasa Inggris untuk penekanan.
“Tentu saja itu tidak cukup.”
Namun, dia mencatat ada peningkatan dukungan dari Eropa dan mengatakan pengiriman senjata Amerika Serikat semakin cepat.
Baru minggu ini, negara tetangga Slovakia, anggota Uni Eropa, menyumbangkan sistem pertahanan udara S-300 era Soviet ke Ukraina sebagai tanggapan atas seruan Zelenskyy untuk membantu “menutup langit” bagi pesawat tempur dan rudal Rusia.
Beberapa dari dukungan itu datang melalui kunjungan para pemimpin Eropa.
Baca Juga: Rusia Marah ke Turki karena Jual Drone Canggih ke Ukraina, Jawaban Ankara Mengejutkan
Setelah bertemu Zelenskyy di Kiev Sabtu pagi, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan dia mengharapkan lebih banyak sanksi Uni Eropa terhadap Rusia bahkan ketika Austria tidak setuju memotong pengiriman gas alam Rusia.
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris menanggapi gambar-gambar dari Bucha dengan lebih banyak sanksi, termasuk yang menargetkan dua anak perempuan Putin.
Sementara Uni Eropa mengejar sektor energi Rusia untuk pertama kalinya dengan melarang impor batu bara asal Rusia.
Sejauh ini Uni Eropa gagal menyepakati pemotongan minyak dan gas alam yang jauh lebih menguntungkan bagi Rusia.
Eropa bergantung pada pasokan tersebut untuk menghasilkan listrik, mengisi tangki bahan bakar dan menjaga industri tetap berputar.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga melakukan kunjungan mendadak untuk bertemu Zelenskyy, dengan kantornya mengatakan mereka membahas dukungan jangka panjang Inggris.
Di Kiev pada Jumat kemarin, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mempresentasikan pemimpin Ukraina dengan kuesioner yang menandai langkah pertama untuk mengajukan keanggotaan Uni Eropa.
Baca Juga: Putin Ganti Komandan Serangan Rusia ke Ukraina, Kini Dipimpin Jenderal yang Bertugas di Suriah
Kepala eksekutif Uni Eropa itu mengatakan proses untuk menyelesaikan kuesioner bisa memakan waktu berminggu-minggu, yang merupakan perubahan haluan yang luar biasa cepat, meskipun memastikan keanggotaan akan memakan waktu jauh lebih lama.
Zelenskyy menjadi introspektif ketika ditanya apa dampak kecepatan pengiriman senjata bagi rakyatnya dan apakah lebih banyak nyawa dapat diselamatkan jika bantuan datang lebih cepat.
“Sangat sering kita mencari jawaban pada orang lain, tetapi saya sering mencari jawaban dalam diri saya sendiri. Apakah kita melakukan cukup banyak untuk mendapatkannya? ” katanya tentang senjata. “Apakah kita sudah melakukan cukup banyak agar para pemimpin ini memercayai kita? Apakah yang kita lakukan sudah cukup?”
Dia berhenti dan menggelengkan kepalanya.
“Apakah kita yang terbaik untuk tempat ini dan masa ini? Siapa tahu? Aku tidak tahu. Anda tanya saja pada diri sendiri," katanya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.