HELSINKI, KOMPAS.TV - Keinginan Finlandia untuk bergabung dengan NATO berujung pada pelanggaran udara oleh sebuah pesawat Rusia, Jumat (8/4/2022).
Selain itu, dilaporkan adanya usaha peretasan ke situs utama Pemerintah Finalndia, serta Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri.
Serangan peretas itu membuat laman-laman tersebut tak bisa digunakan oleh pengguna reguler.
Sejumlah insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah para anggota Parlemen Finlandia mengungkapkan keinginan mereka agar negara itu bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Putin Balas Laporan Kejahatan Perang Rusia, Cabut Izin Amnesty International dan HRW
Dikutip dari Daily Mail, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan sebuah pesawat Rusia, IL-96-300, telah melanggar area udara Finlandia selama tiga menit di pantai selatan negara itu.
Hal itu menambah tensi antara kedua negara yang saling berbatasan itu.
Finlandia dilaporkan telah mengusir dua diplomat Rusia dan menghentikan visa yang ketiga pada Jumat, sebagai bentuk protes atas penyerangan ke Ukraina.
Pelanggaran udara tersebut terjadi tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada para anggota parlemen Finlandia untuk menjatuhkan sanksi bom molotov ke Rusia.
Yaitu untuk menerapkan perangkat pembakar yang dipopulerkan Finalndia dalam perang melawan Uni Soviet di Perang Dunia II.
Beberapa jam sebelumnya, mantan Perdana Menteri Finlandia Alexander Stubb mengatakan, Finlandia hanya tinggal beberapa pekan lagi mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan NATO.
Hal itu dilakukan Finlandia, meski Rusia telah memberikan peringatan akan menghancurkan negara mereka jika hal itu terjadi.
Namun sejak penyerangan Rusia ke Ukraina, jajak pendapat yang dilakukan media Finlandia menunjukkan bahwa mayoritas opini publik menginginkan agar negara Skandinavia itu bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Pembicaraannya dengan Putin Disebut Seperti Bernegosiasi dengan Hitler, Macron pun Berang
Sebelumnya, Finlandia memilih untuk tetap netral sejak Perang Dunia II, bertindak sebagai penyangga antara Timur dan Barat ketika Eropa terpecah selama Perang Dingin.
Hal itu memberikannya lebih banyak fleksibilitas dalam kebijakan luar negerinya sambil menghilangkan ketakutan Rusia dan ekspansi Barat.
Rusia sendiri pada Februari lalu melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zarakhova, telah memberikan ancaman jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.
Terbaru, Senator Rusia Vladimir Dzharabov pada Rabu (6/4/2022) menegaskan bakal terjadi tragedI mengerikan jika Finlandia bergabung dengan NATO.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.