KABUL, KOMPAS.TV - Puluhan perempuan Afghanistan terlibat demonstrasi di luar kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kabul, Jumat (1/4/2022). Demonstran menuntut PBB dan komunitas internasional menekan Amerika Serikat (AS) untuk mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan.
Negara Afghanistan sendiri memiliki aset senilai sekitar tujuh miliar dolar AS yang dibekukan Washington usai Taliban mendepak pemerintahan Ashraf Ghani pada Agustus 2021 lalu.
Afghanistan sangat membutuhkan dana itu menyusul krisis ekonomi parah yang mendera. PBB memperkirakan, sekitar 23 juta orang terancam krisis pangan akut akibat terpuruknya ekonomi.
PBB sendiri mengaku butuh dana 4,4 miliar dolar AS untuk membantu Afghanistan.
Baca Juga: Bom dan Peluru Sisa Perang di Afghanistan Tewaskan 10 Orang, 5 di Antaranya Anak-Anak
Krisis Afghanistan diperburuk oleh keputusan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang hendak menyita sebagian aset milik bank sentral Afghanistan.
Gedung Putih berencana memakai setengah dari 7 miliar dolar AS aset Afghanistan itu untuk mengompensasi keluarga korban serangan 9/11.
Kebijakan Biden itu diberlakukan menyusul menangnya keluarga korban tragedi 9/11 yang menuntut di pengadilan AS.
Korban 9/11 ingin merebut aset Afghanistan sebagai kompensasi atas serangan yang didakwakan kepada Taliban dan Al-Qaeda.
Langkah AS itu pun dikecam oleh sejumlah pemerintahan dan organisasi hak asasi manusia.
“Mereka (AS) harus melepaskan uang kami. Anak-anak kami kelaparan. Mereka terpaksa memungut plastik di jalanan,” kata seorang demonstran di kantor PBB kepada Ariana News.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.