SLAVUTYCH, KOMPAS.TV - Seorang wali kota dari kota kecil Ukraina yang berada di dekat Chernobyl akhirnya dibebaskan oleh tentara Rusia.
Wali Kota Slavutych, Yuri Fomichev, ditangkap oleh tentara Rusia setelah mereka menguasai Chernobyl.
Kota Slavutych merupakan rumah dari kebanyakan karyawan yang bekerja di PLTN Chenobyl.
Fomichev sendiri bebas, Sabtu (26/3/2022), setelah ratusan warga dan keluarganya melakukan perlawanan dengan berdemonstrasi.
Baca Juga: Ukraina Klaim Komandan Perang Rusia Tewas Bunuh Diri, Karena Tank Cadangan Unitnya Tak Beroperasi
“Saya telah dibebaskan. Semua baik-baik saja, sejauh setelah pendudukan,” katanya dikutip Daily Mail.
Kesepakatan dikabarkan telah tercapai antara Rusia dan warga kota.
Pada kesepakatan itu, pasukan Rusia akan pegi jika semua persenjataan diserahkan kepada wali kota, dengan dispensasi bagi mereka yang memiliki senapan berburu.
Kiev sebelumnya menyatakan bahwa Rusia telah memasuki Slavutych dan menduduki rumah sakit kota.
Sekitar 25.000 orang tinggal di kota seluas 160 km di utara ibu kota, yang dibangun setelah kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl pada 1986.
Baca Juga: Brasil Tolak Larang Putin Hadiri G20, Mengaku Dukung Multilateralisme dan Hukum Internasional
Ratusan warga turun ke jalan, berdemonstrasi dengan membawa bendera Ukraina biru dan kuning besar.
Menurut pemerintah kota, warga itu berdemonstrasi menuju rumah sakit.
Mereka menambahkan, pasukan Rusia menembak ke arah udara dan menembakkan granat kejut ke arah kerumunan.
Pihak pemerintah kota juga membagikan gambar melalui akun Telegram di mana puluhan orang berkumpul mengibarkan bendera Ukraina.
Mereka juga meneriakkan, “Kejayaan untuk Ukraina."
Baca Juga: Inggris akan Hapus Sanksi Rusia, Asal Segera Angkat Kaki dari Ukraina
Gubernur wilayah Kiev, Oleksandr Pavlyuk, mengungkapkan, warga Kota Slavutych berdemonstrasi di jalan dengan bendera Ukraina untuk protes terhadap penyerangan Rusia.
“Tentara Rusia menembakkan senjata ke arah udara. Mereka melemparkan granat cahaya ke arah kerumunan,” katanya.
“Tetapi kerumunan tidak membubarkan diri. Malahan, mereka semakin bersemangat,” tambah Pavlyuk.
PLTN Chernobyl dikuasai pasukan Rusia pada 24 Februari lalu, hari yang sama dengan ketika Moskow melakukan penyerangan ke Ukraina.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.