Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Menlu Rusia Tuduh Ukraina Dipengaruhi AS, Tuding Washington Ingin Konflik Berkepanjangan

Kompas.tv - 23 Maret 2022, 23:22 WIB
menlu-rusia-tuduh-ukraina-dipengaruhi-as-tuding-washington-ingin-konflik-berkepanjangan
Ilustrasi. Personel pasukan Ukraina memeriksa dokumen pengemudi di Kharkiv, 22 Maret 2022. Pada Rabu (23/3/2022), Menlu Rusia Sergey Lavrov menuding AS ingin merintangi perundingan Rusia-Ukraina. (Sumber: Andrew Marienko/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Iman Firdaus

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Amerika Serikat (AS) ingin merintangi perundingan damai antara Rusia-Ukraina. Lavrov menuding Washington ingin Moskow terus-menerus dalam kondisi melakukan aksi militer.

Hal tersebut disampaikan Lavrov di Moskow pada Rabu (23/3/2022). Ia pun mengklaim Kiev sering berubah pendirian hingga perundingan dengan Ukraina berlangsung “sulit”.

“Perundingannya cukup sulit. Pihak Ukraina terus-menerus mengubah pendiriannya. Sulit untuk mengelakkan impresi bahwa kolega Amerika (AS) kita sedang memegangi tangan mereka,” kata Lavrov dikutip The Moscow Times.

“AS sepertinya menginginkan kita (Rusia) berada dalam kondisi aksi militer selama mungkin,” lanjutnya.

Baca Juga: Putin Wajibkan Ekspor Gas Rusia dengan Mata Uang Rubel, Harga Gas Eropa Langsung Melonjak 21 Persen

Pihak Rusia dan Ukraina sendiri telah melangsungkan beberapa perundingan sejauh ini. Masih ada sejumlah isu prinsipil yang belum bisa disepakati kedua pihak.

Meskipun demikian, negosiasi Rusia-Ukraina disebut telah menempuh perkembangan positif. Pemerintah Turki, yang berkomunikasi dengan masing-masing negosiator, menyebut Rusia-Ukraina sudah “dekat dengan persetujuan”.

Pada Senin (21/3) lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pihaknya siap berkompromi mengenai status netralitas dari NATO. Namun, ia pada saat bersamaan juga menuntut Rusia menghentikan gempuran dan menarik seluruh pasukan.

Selain itu, pembahasan wilayah sengketa Donetsk, Luhanks, dan Krimea disinyalir masih belum bisa disepakati. Rusia menganeksasi Krimea pada 2014 dan mengakui kemerdekaan kelompok separatis di Donetsk dan Luhansk sebelum invasi.

Di tempat terpisah, negosiator Ukraina, Mykhaylo Podolyak mengaku pihaknya tidak pernah berubah pendirian, melainkan punya “posisi yang jelas dan prinsipil.”

“Negosiasi (Rusia-Ukraina) berlanjut secara daring. Mereka menempuhnya dengan kesulitan signifikan karena pihak Ukraina punya posisi yang jelas dan prinsipil,” kata Podolyak.

Baca Juga: Kisruh Perundingan Damai Rusia dan Ukraina, Inilah Masalah Utama dan Duduk Perkaranya


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x