JAKARTA, KOMPAS.TV - Rusia menyatakan, jika Amerika Serikat dan Eropa jadi menjatuhkan sanksi larangan impor minyak, hanya akan merugikan Eropa. Selama ini, Benua Biru memang punya ketergantungan besar terhadap minyak Rusia.
"Embargo seperti itu akan sangat berdampak serius pada pasar minyak global, sangat berdampak buruk pada keseimbangan energi di benua Eropa," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/3/2022).
Menurut Peskov, warga AS tidak akan semenderita rakyat Eropa jika mereka mengembargo minyak Rusia.
Baca Juga: Rusia Terancam Gagal Bayar Utang 117 Juta Dollar AS, Sulit Cari Pinjaman ke Negara Lain
“Ini akan sulit bagi orang Eropa. Keputusan seperti itu akan memukul semua orang,” tambahnya.
Sebelumnya, Uni Eropa berencana untuk menutup impor minyak dari Rusia, sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina. Namun sampai saat ini rencana tersebut belum dilakukan.
Di sisi lain, Rusia sudah menggunakan senjata kimia terhadap Ukraina dan melakukan pengeboman besar-besaran di Kyiv. Meskipun Rusia mengatakan pihaknya hanya menargetkan infrastruktur militer, bukan sipil.
Baca Juga: Rusia Ancam AS-Eropa: Harga Minyak Meroket 300 Dollar AS/Barel, Pasokan Gas Dipotong
Rusia juga menegaskan jika minyak mereka tidak bisa di ekspor keluar, Rusia akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman, yaitu pipa Nord Stream 1. Sedangkan untuk pipa Nord Stream 2 sudah lebih dulu ditutup oleh Jerman.
Kedua pipa itu ada jaringan utama yang menyalurkan migas Rusia ke Eropa. Ada 27 negara yang bergabung dengan Uni Eropa dan 40 persen kebutuhan gas Eropa dipasok oleh Rusia. Sedangkan negara Eropa yang paling bergantung dengan migas Rusia, adalah Jerman.
Karena itulah Uni Eropa belum satu suara terkait sanksi embargo minyak Rusia.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.