KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina disebut bisa mengekspor sekitar 600.000 ton hasil pertanian per bulan walaupun tengah diserbu Rusia. Perkiraan tersebut disampaikan oleh Klub Agribisnis Ukraina (UCAB) sebagaimana diwartakan Interfax, Senin (21/3/2022).
Ukraina tengah diblokade dari lautan oleh pasukan Rusia yang mengepung kota-kota penting di pesisir. Karena itu, ekspor bisa dilakukan melalui jalur darat lalu dikapalkan dari negara tetangga.
UCAB menyebut ratusan ribu jagung sudah dikapalkan melalui jalur logistik alternatif tersebut.
Baca Juga: Zelensky Ingatkan Perang Dunia III Bakal Terjadi jika Perundingan Damai Ukraina dan Rusia Gagal
Jagung merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar Ukraina. Menurut data WITS Bank Dunia, komoditas ekspor terbesar Ukraina adalah minyak biji, jagung, serta gandum,
“Surplus jagung sangat besar. Ekspor melalui pelabuhan diblokade. Membuka jalur ekspor melalui perbatasan barat Ukraina bisa menyediakan aliran hingga 600 ribu ton per bulan,” kata CEO UCAB Roman Slastyon dikutip Interfax.
“Tentu saja, ini hanya 10-15 persen kapasitas jalur pelabuhan. Namun, ini juga meningkatkan kemampuan kita menanam,” lanjutnya.
Slastyon menyebut restorasi parsial bisnis agrikultur sangat penting di tengah kondisi perang. Ekspor akan menyediakan dana bagi petani Ukraina untuk menanam komoditas.
UCAB menyebut Ukraina mencatatkan panen jagung hingga total 42 juta ton. Sebanyak 18 juta sudah diekspor sebelum perang meletus.
Permintaan dalam negeri untuk jagung sendiri sekitar tujuh juta ton per tahun. Maka dari itu, UCAB menyebut Ukraina masih bisa menyalurkan 17 juta ton jagung ke pasar asing tanpa perlu khawatir mengganggu keamanan pangan.
Baca Juga: China Tak Yakin Kutuk Rusia Akan Hentikan Serangan ke Ukraina, tapi Tetap Dukung Gencatan Senjata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.