KIEV, KOMPAS.TV — Pemerintah kota Mariupol Ukraina menuding militer Rusia mengebom sebuah sekolah seni, yang menjadi lokasi pengungsian dan tempat berlindung bagi 400 warga sipil.
Seperti dilansir Associated Press, Minggu (20/3/2022), pihak berwenang setempat mengatakan, gedung sekolah hancur dan warga sipil yang mengungsi di sana mungkin saat ini tertimbun di bawah puing-puing.
Belum ada informasi apakah ada korban tewas maupun terluka dalam serangan tersebut.
Pasukan Rusia pada Rabu (16/3/2022) juga dilaporkan mengebom sebuah teater di Mariupol tempat warga sipil berlindung.
Pihak berwenang setempat mengatakan, 130 orang berhasil diselamatkan tetapi lebih banyak lagi yang masih berada di bawah puing-puing.
Mariupol, sebuah kota pelabuhan strategis di Laut Azov, telah dikepung oleh pasukan Rusia, terputus dari pasokan energi, makanan dan air, dan menghadapi pemboman tanpa henti.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pengepungan Mariupol akan tercatat dalam sejarah atas apa yang disebutnya sebagai kejahatan perang oleh militer Rusia.
“Untuk melakukan ini ke kota yang damai, apa yang dilakukan penjajah, adalah teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang,” katanya Minggu pagi dalam pidato video malam hari.
Baca Juga: Ribuan Warga Mariupol Ukraina Dipindah Paksa ke Rusia, Disebut Sama dengan Nazi di Perang Dunia II
Zelenskyy mengatakan kepada rakyat Ukraina bahwa perundingan yang sedang berlangsung dengan Rusia “tidak sederhana atau menyenangkan, tetapi itu perlu.”
Dia mengatakan, dirinya berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membahas jalannya perundingan dengan Rusia pada Sabtu (19/3/2022).
“Ukraina selalu mencari solusi damai. Apalagi kami sekarang tertarik dengan perdamaian,” katanya.
Sementara itu, militer Rusia bahkan tidak mengumpulkan mayat tentaranya sendiri di beberapa lokasi pertempuran, kata Zelenskyy.
“Di tempat-tempat di mana ada pertempuran sengit, mayat tentara Rusia menumpuk di sepanjang garis pertahanan kita. Dan tidak ada yang mengumpulkan mayat-mayat ini,” katanya.
Dia menggambarkan pertempuran di dekat Chornobayivka di selatan, di mana pasukan Ukraina mempertahankan posisi mereka dan enam kali memukul mundur pasukan Rusia, yang terus "mengirim orang-orang mereka untuk dibantai."
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.