MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan menangkap pejabat militer Rusia di tengah penyerangan ke Ukraina.
Wakil Kepala Penjaga Nasional Rusia atau unit Rosgvardia, Jenderal Roman Garilov telah ditangkap dan ditahan oleh badan keamanan Rusia, FSB.
Meski begitu, belum diketahui alasan dari penangkapan Garilov.
Namun salah satu sumber seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (17/3/2022) mengungkapkan Garilov ditangkap dengan tuduhan pemborosan bahan bakar.
Baca Juga: Rusia Ungkap Biolab Ukraina Pelajari Penyakit yang Ditularkan Kelelawar, Khawatir Jadi Senjata
Sedangkan tuduhan yang lebih serius adalah tentang kebocoran informasi militer yang menyebabkan hilangnya nyawa.
Tetapi penangkapan Garilov, juga dikaitkan dengan dirinya menjadi kambing hitam setelah Rusia tak kunjung berhasil membuat Ukraina takluk usai pertempuran selama tiga pekan.
Rosgvardia, yang merupakan pasukan khusus Rusia yang dipimpin Garilov, adalah yang diturunkan Putin untuk bertempur di Ukraina.
Namun, pasukan itu mengalami kesulitan dan tercatat sejumlah korban kematian yang berasal dari unit tersebut.
Perkiraan jumlah korban tewas dari Rusia memang sangat bervarioasi.
Menurut sumber Kremlin, hanya 498 tentara Rusia yang tewas saat penyerangan ke Ukraina.
Sedangkan AS menyebutkan angka tentara Rusia yang tewas telah mendekati 7.000 orang, lebih banyak dari jumlah tentara AS yang tewas selama 20 tahun di Irak dan Afghanistan jika digabungkan.
Baca Juga: Pesan Arnold Schwarznegger ke Rusia, Sebut Putin Berbohong dan Minta Serangan ke Ukraina Dihentikan
Sementara itu, Ukraina mengklaim mereka telah membunuh 13.500 pasukan penjajah Rusia.
Bagi Putin sendiri, ini bukan penangkapan pertama pejabatnya selama penyerangan ke Ukraina.
Sebelumnya, Putin telah menahan Kepala Cabang Intelijen Luar Negeri FSB, Sergey Beseda, bersama wakilnya, Anatoly Bolyukh.
Meski tuduhan resminya adalah pelanggaran keuangan, alasan sebenarnya kemungkinan besar adalah karena kemarahan Putin karena menerima apa yang disebutnya innformasi yang tak dapat diandalkan, tidak lengkap dan sebagian salah tentang situasi politik di Ukraina.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.