NEW YORK, KOMPAS.TV - Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya membantah tentara Rusia telah membombardir gedung teater di Mariuopol, Ukraina.
Ia pun menegaskan bahwa tuduhan tersebut karena terlalu banyak kepalsuan yang terjadi selama penyerangan Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya pasukan dari Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah membombardir sebuah gedung teater di Mariupol, Rabu (16/3/2022).
Padahal di gedung teater tersebut dilaporkan sebagai tempat berlindung sekitar 1.000 warga sipil, yang terdiri dari pria, perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Telepon Xi Jinping, Biden akan Ingatkan Konsekuensi China Jika Bantu Rusia
Selain itu, kata 'anak-anak' dilaporkan sudah ditempatkan di luar gedung, untuk memperingatkan pesawat tempur Rusia siapa yang ada di dalamnya.
Namun, pesawat-pesawat tersebut tetap melakukan bombardir, dan masih belum diketahui berapa korban jiwa atas serangan tersebut.
Meski begitu, Nebenzya membantah negaranya memiliki peranan dalam insiden itu.
Ia juga mengatakan ada perang informasi yang terjadi dalam skala yang lebih besar dibandingkan medan perang.
“Gedung teater di Mariupol tidak dibombardir oleh Rusia,” ujar Nebenzya kepada Sky News, Kamis (17/3/2022).
“Saya sudah melihat terlalu banyak kepalsuan. Kami memiliki perang informasi yang berkecamuk dalam skala yang jauh lebih besar daripada medan perang, dan saya tak akan terkejut dengan apa pun karena siapa yang memenangkan perang informasi, akan memenangkan perang,” katanya.
Nebenzya sendiri mengklaim saat berbicara dengan Dewan Keamanan PBB, bahwa orang-orang yang meninggalkan Mariupol pada 13 Maret mengatakan milisi Ukraina, Batalion Azov, telah menahan sejumlah besar orang di gedung teater itu.
Ia menegaskan bahwa berdasarkan pengakuan orang-orang tersebut, Batalion Azov tengah menyiapkan sebuah provokasi berdarah.
Baca Juga: Tentara Rusia Diyakini Kelaparan dan Kedinginan, Disebut Kesulitan Lanjutkan Serangan di Ukraina
Pada pidatonya di New York, ia mengungkapkan pasukan Rusia menyadari kata 'anak-anak' di luar teater.
Militer Rusia pun telah diberitahu tentang situasi tersebut, dan gedung teater tersebut tak pernah masuk dalam target serangan.
Mariupol sendiri mengalami bencana kemanusiaan terburuk dari perang selama tiga pekan.
Selain itu ada ratusan ribu warga sipil terjebak tanpa makanan, air atau listrik.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.