WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menjanjikan akan adanya pembalasan bagi Rusia atas terbunuhnya jurnalis AS, Brent Renaud.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, Minggu (13/3/2022), juga menegaskan Rusia akan menerima konsekuensi seharusnya.
Renaud dilaporkan tewas di Irpin, dekat kota Kiev, Minggu.
Kematian Ranaud disebabkan oleh tembakan dari pasukan Rusia.
Baca Juga: Peringatan WHO: Perang di Ukraina akan Membuat Wabah Covid-19 Memburuk
Renaud dikabarkan tengah meliput arus pengungsi yang meninggalkan Irpin saat insiden terjadi.
“Ini sangat mengejutkan dan menakutkan, dan saya baru mengetahuinya karena saya pergi ke sini melalui udara,” tutur Sullivan seperti dikutip dari New York Post.
“Saya akan berkonsultasi dengan kolega, akan berkonsultasi dengan Ukraina, untuk mengetahui bagaimana hal ini bisa terjadi, dan kemudian memeriksa serta melakukan eksekusi dari konsekeuensi atas hasil itu,” tambahnya.
Sullivan menegaskan apa yang terjadi pada Renaud merupakan contoh dari kebrutalan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan tentaranya.
“Mereka menargetkan sekolah, masjid, rumah sakit dan jurnalis,” kata Sullivan
“Itu sebabnya kami berusaha keras untuk memberikan konsekuensi berat untuknya dan menolong warga Ukraina dengan segela bentuk bantuan militer yang kami bisa, agar bisa melawan serangan gencar pasukan Rusia,” ujarnya.
Baca Juga: AS Ungkap Rusia Minta Bantuan Militer China untuk Serang Ukraina, Ini Pembelaan Tiongkok
Menurut kepolisian Kiev, Renaud, 51 tahun sedang berada di mobil bersama jurnalis asing lainnya saat tentara Rusia menembaki mereka.
Rentetan tembakan tersebut menewaskan Renaud, sedangkan wartawan lainnya harus dirawat di rumah sakit.
Renaud sendiri sebelumnya bekerja sebagai wartawan New York Times, namun media tersebut mengungkapkan ia sudah tak bekerja dengan mereka sejak 2015.
Renaud diduga bekerja di Ukraina sebagai jurnalis lepas, tetapi ketika itu ia diketahui membawa kartu pers New York Times.
Pihak Rusia belum memberikan keterangan atas penembakan jurnalis Renaud ini.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.