LVIV, KOMPAS.TV — Pasukan Rusia dilaporkan membuat sedikit gerak maju saat merangsek ke Kiev. Konvoi tank dan artileri menyebar, mengepung dan menggempur berbagai lokasi dengan hujan tembakan tank serta artileri, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (12/3/2022).
Dalam serangan masa lalu di Suriah dan Chechnya, strategi Rusia adalah menghancurkan perlawanan bersenjata dengan serangan udara berkelanjutan dan penembakan yang meratakan pusat populasi.
Serangan semacam itu memutus kota pelabuhan selatan Ukraina, Mariupol, dan nasib serupa bisa menunggu Kiev dan bagian lain negara itu jika perang berlanjut.
Di Mariupol, serangan bertubi-tubi berulang kali menggagalkan upaya evakuasi warga sipil dan suplai makanan serta air bersih bagi warga sipil yang terperangkap.
Pada Jumat (11/3), seorang fotografer Associated Press menangkap momen ketika sebuah tank muncul untuk menembak langsung sebuah gedung apartemen. Bola api oranye menyala, menyelimuti satu sisi gedung apartemen itu.
Tidak disebut dalam laporan itu, tank milik pasukan mana yang menembak ke gedung apartemen tersebut.
Korban tewas Mariupol diklaim telah melewati 1.500 orang dalam 12 hari serangan, kata kantor walikota. Serangan di rumah sakit bersalin di kota berpenduduk 446.000 jiwa minggu ini yang menewaskan tiga orang, memicu kemarahan internasional dan tuduhan kejahatan perang.
Penembakan yang terus-menerus memaksa petugas kota berhenti menggali parit untuk kuburan massal, sehingga “yang mati bahkan belum dikuburkan,” kata wali kota Mariupol.
Baca Juga: Erdogan Kritik Respons Internasional atas Aneksasi Krimea 2014, Sebut Invasi Rusia Bisa Dicegah
Pasukan Rusia dituding menyerang lebih dari 12 rumah sakit sejak mereka menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Pejabat Ukraina pada Sabtu (12/3) melaporkan, artileri berat merusak sebuah rumah sakit kanker dan beberapa bangunan tempat tinggal di Mykolaiv, sebuah kota 489 kilometer di barat Mariupol.
Kepala dokter rumah sakit, Maksim Beznosenko mengatakan, beberapa ratus pasien berada di fasilitas itu selama serangan itu, tetapi tidak ada yang tewas.
Pasukan Rusia yang datang menyerbu dilaporkan harus bekerja jauh lebih keras melawan pejuang Ukraina yang gigih.
Tetapi militer Rusia yang lebih kuat mengancam untuk menghancurkan pasukan pertahanan, meski aliran senjata dan bantuan lainnya terus mengalir dari Barat untuk pemerintah Ukraina yang dipilih secara demokratis dan condong ke dunia Barat.
Konflik tersebut menyebabkan 2,5 juta orang mengungsi dari Ukraina. Ribuan tentara di kedua belah pihak diyakini tewas bersama banyak warga sipil Ukraina.
Di lapangan, pasukan Kremlin tampaknya mencoba konsolidasi pasukan dan mendapatkan kembali momentum setelah menghadapi perlawanan keras pasukan Ukraina, sehingga mengalami kerugian besar selama dua minggu terakhir.
Baca Juga: Tentara Rusia yang Ditawan Ukraina Takut Pulang, Yakin Bakal Dieksekusi Regu Tembak
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia sedang mencoba untuk mengatur ulang dan "memosisikan kembali" pasukannya, sambil bersiap untuk operasi menaklukkan Kiev.
“(Saat) Ini sudah buruk, tetapi akan menjadi lebih buruk,” kata Nick Reynolds, seorang analis perang di Royal United Services Institute, sebuah think tank Inggris.
Pasukan Rusia memblokade Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, bahkan ketika upaya telah dilakukan untuk membuat koridor kemanusiaan baru di sekitarnya dan pusat kota lainnya sehingga bantuan dapat masuk dan warga sipil dapat keluar.
Layanan darurat Ukraina pada Sabtu (12/3) melaporkan mayat lima orang -- dua perempuan, seorang laki-laki dan dua anak-anak -- dievakuasi dari dalam sebuah gedung apartemen yang terkena penembakan di Kharkiv.
Rusia juga meningkatkan serangan ke Mykolaiv, yang terletak 470 kilometer selatan Kiev, dalam upaya untuk mengepung kota.
Sebagai bagian dari serangan multifront di ibu kota, gerak maju pasukan Rusia dari arah timur laut tampaknya semakin maju, kata seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, yang berbicara dengan syarat anonim saat memberikan penilaian Amerika Serikat tentang pertarungan tersebut.
Unit tempur terpantau dipindahkan ke depan saat pasukan Rusia maju ke jarak 30 kilometer dari Kiev.
Baca Juga: Usai Bom Rumah Sakit Bersalin, Rusia Dituduh Serang Rumah Sakit Kanker di Ukraina
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.