SEOUL, KOMPAS.TV - Presiden Terpilih Korea Selatan, Yoon Suk-yeol sesumbar bakal mengajari Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un sopan santun.
Yoon Suk-yeol terpilih menjadi presiden Korea Selatan setelah unggul tipis atas wakil Partai Demokratik, Rabu (9/3/2022).
Meski hanya unggul kurang dari 1 persen, Yoon Suk-yeol dipastikan jadi penerus Presiden Korea Selatan saat ini, Moon Jae-in.
Mantan jaksa agung Korea Selatan itu sendiri sebelumnya berjanji jika terpilih bakal memberi pelajaran kepada Kim Jong-un.
Baca Juga: Mantan Jaksa Agung Yoon Suk-Yeol Jadi Presiden Korea Selatan, Unggul Tipis di Pemilihan
“Jika Anda memberikan saya kesempatan, saya akan mengajarkannya sopan santun,” tuturnya dikutip dari CBS News.
Pernyataan Yoon, yang berasal dari partai berhaluan konservatif tersebut pun semakin menguatkan bakal adanya perubahan dalam dinamika hubungan dengan Korea Utara.
Di era Moon Jae-in, yang dikenal liberal, Korea Selatan selalu berusaha mengedepankan diplomasi dengan negara tetangga yang bersitegang itu.
“Kami menyadari meningkatnya ancaman nuklir Korea Utara, dan mengakui tensi kompetisi strategis antara Amerika Serikat (AS) dan China, kami juga menghadapi tugas untuk memperkuat kemampuan diplomasi global,” katanya, Kamis (10/3/2022).
Ia juga menambahkan Korea Selatan akan membangunan kekuatan pertahanan nasional yang kuat.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk melindungi keselamatan masyarakat, properti, wilayah dan kedaulatan Korea Selatan.
Yoon juga berjanji akan bertindak tegas atas prilaku tak masuk akal dan ilegal dari Korea Utara.
Baca Juga: Kim Jong-Un akan Luncurkan Satelit Pengintai, Untuk Memata-matai AS dan Sekutu
Meski begitu, ia menegaskan dialog inter-Korea akan tetap terbuka.
Yoon terpilih menjadi Presiden Korea Selatan, berkat dukungan warganya yang tak setuju dengan sikap pemerintah yang moderat, khususnya terkait pertahanan nasional.
Yoon sendiri memang selalu menganjurkan sikap yang lebih tegas ke Korea Utara.
Ia menyarankan agar negaranya melakukan penambahan sistem anti-rudal Amerika THAAD, untuk meningkatkan pertahanan terhadap potensi serangan Korea Utara.
Sumber : CBS News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.