Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Mulai Evakuasi Warga Sipil di Mariupol dan Volnovakha, Berakhir Pukul 21.00 Waktu Setempat

Kompas.tv - 6 Maret 2022, 19:03 WIB
ukraina-mulai-evakuasi-warga-sipil-di-mariupol-dan-volnovakha-berakhir-pukul-21-00-waktu-setempat
Jajaran bus yang akan mengangkut warga sipil Mariupol melalui koridor kemanusiaan yang disepakati antara pasukan Rusia dan pasukan Ukraina. Pihak berwenang Ukraina di Mariupol mengumumkan evakuasi di sepanjang koridor kemanusiaan pada Minggu (6/3/2022) mulai pukul 12.00 hingga pukul 21.00 waktu setempat, atau pukul 02.00 pagi WIB. (Sumber: Telegraph UK)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pihak berwenang Ukraina di Mariupol mengumumkan evakuasi di sepanjang koridor kemanusiaan, satu hari setelah tenggat waktu yang disepakati dalam perundingan antara Moskow dan Kiev, seperti dilaporkan RIA Novosti, Minggu (6/3/2022).

Dimulainya evakuasi tersebut diumumkan melalui saluran aplikasi Telegram Dewan Kota Mariupol.

"Menurut Pusat Koordinasi, di bawah kepemimpinan kepala Administrasi Sipil-Militer Daerah Donetsk Pavel Kirilenko hari ini, 6 Maret, dari pukul 10:00 hingga 21:00 (waktu setempat), jeda pertempuran akan berlaku. Evakuasi penduduk dimulai pukul 12:00," kata pesan itu.

Evakuasi warga sipil saat ini mulai berjalan dan akan ditutup pukul 21.00 waktu setempat atau Senin (7/3/2022) pukul 02.00 dinihari WIB.

Evakuasi penduduk Mariupol akan berangkat dari tiga lokasi. Warga akan dibawa ke luar kota dengan bus, namun warga juga dapat pergi dengan transportasi pribadi.

Wakil Kepala Milisi Republik Rakyat Donetsk Eduard Basurin seperti dikutip TASS, Minggu, mengatakan, koridor kemanusiaan bukan hanya di Mariupol namun juga di Volnovakha, dan dibuka kembali mulai Minggu pagi.

“Di pagi hari, koridor kemanusiaan akan dibuka kembali baik di Mariupol dan Volnovakha. Kami masih berharap para komandan Ukraina yang bertanggung jawab untuk mempertahankan daerah berpenduduk akan memerintahkan bawahannya untuk membuka blokir jalan keluar dari daerah berpenduduk sehingga warga sipil dapat untuk meninggalkan daerah berpenduduk ini," katanya kepada wartawan.

Baca Juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Tuding Ukraina Tidak Izinkan Evakuasi Warga Sipil Mariupol dan Volnovakha

Eduard Basurin, Wakil Kepala Milisi Republik Rakyat Donetsk mengatakan, koridor kemanusiaan bukan hanya di Mariupol namun juga di Volnovakha, dan dibuka kembali mulai Minggu (6/3/2022) pagi. (Sumber: Tass / Alexander Ryumin)

Kantor kepresidenan Ukraina mengumumkan penundaan evakuasi warga sipil di Mariupol dan menuding Rusia tetap melancarkan tembakan serta menggeser pasukan saat berlakunya jeda pertempuran, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (5/3/2022).

Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengatakan, upaya evakuasi dihentikan karena kota Mariupol tetap diserang.

"Pihak Rusia tidak berpegang pada gencatan senjata dan terus menembaki Mariupol dan di daerah sekitarnya. Pembicaraan dengan Federasi Rusia sedang berlangsung mengenai pengaturan gencatan senjata dan memastikan koridor kemanusiaan yang aman." kata Tymoshenko, Sabtu.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuding Ukraina tidak mengizinkan warga sipil dan bantuan kemanusiaan untuk melewati koridor kemanusiaan yang diberlakukan oleh kedua belah pihak.

"Kami telah diberitahu oleh Republik Rakyat Donetsk, otoritas Mariupol menolak memberikan kesempatan bagi penduduk untuk pergi dan bantuan kemanusiaan untuk masuk melalui koridor kemanusiaan yang diberlakukan militer Rusia," katanya kepada wartawan di Moskow, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu.

Lavrov menambahkan, Rusia juga sedang dalam proses memverifikasi laporan, bahwa pihak berwenang Kherson menolak untuk menerima bantuan kemanusiaan.

Tudingan itu dibantah Ukraina yang balik menuding Rusia melanggar kesepakatan jeda pertempuran. Wakil perdana menteri Ukraina Iryna Vershchuk mengatakan, "Saya ingin mengkonfirmasi fakta, Rusia telah melanggar kesepakatan yang dicapai dengan mediasi Palang Merah."




Sumber : Kompas TV/RIA Novosti/Tass/CNN




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x