MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam sanksi ekonomi yang diberlakukan negara-negara Barat dan menyebutnya seperti “deklarasi perang”. Sang presiden juga memperingatkan masa depan suram Ukraina jika terus-menerus bertarung.
Putin menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan pramugari/pramugara maskapai Aeroflot yang disiarkan televisi Rusia, Sabtu (5/3/2022).
Aeroflot sendiri adalah salah satu perusahaan yang paling terdampak oleh sanski ekonomi terhadap Rusia. Akibat larangan melintasi wilayah udara berbagai negara, termasuk seluruh negara anggota Uni Eropa, Aeroflot terpaksa menangguhkan operasi internasional, kecuali ke Belarusia.
Mengenai sanksi terhadap Rusia dan perang yang berlarut-larut, Putin menyalahkan pemerintah Ukraina yang disebutnya akan hanya memperburuk masa depan negara itu.
“Jika mereka melanjutkan apa yang mereka lakukan, mereka menghadirkan pertanyaan mengenai kenegaraan Ukraina. Dan jika itu terjadi, itu selamanya akan membekas di benak mereka,” kata Putin dikutip Associated Press.
Baca Juga: Pelarian Belarusia di Ukraina Ikut Angkat Senjata, Ajak Rakyat Belarusia Lawan Putin dan Lukashenko
Putin menyebut sanksi berturut-turut oleh negara dan perusahaan swasta Barat hanya memperburuk keadaan. Namun, ia bersyukur ketegangan ini tidak sampai ke konflik terbuka.
“Sanksi-sanksi yang diberlakukan ini mirip dengan suatu deklarasi perang. Namun, terima kasih, Tuhan, kita belum sampai ke sana,” kata presiden yang menguasai Rusia sejak 1999 ini.
Pada Sabtu (5/3), ekonomi Rusia kembali dihantam oleh sanksi baru. Perusahaan Visa dan Mastercard menangguhkan layanan mereka di Rusia.
Baca Juga: Dapat Sanksi Ekonomi dari Barat, Dubes Rusia Georgievna: Ekonomi Kami Telah Beradaptasi
Sebelumnya, layanan keuangan Google dan Apple juga diberhentikan di Rusia menyusul agresi militer ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari.
Selain itu, sejumlah bank Rusia juga diblokir dari layanan transaksi finansial global, SWIFT. Nilai tukar rubel Rusia terhadap dolar AS juga anjlok. Per Minggu (6/3), satu dolar AS kini senilai 122,5 rubel.
How the ruble exchange rate has changed since 2000 after #Putin came to power. pic.twitter.com/Vd0Hw4kWwN
— NEXTA (@nexta_tv) March 3, 2022
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.