KIEV, KOMPAS.TV - Pemerintah Ukraina menyebut hampir 900 anak-anak terluka akibat invasi Rusia dan 28 di antaranya meninggal dunia. Jumlah itu dikumpulkan sejak hari pertama invasi (24/2/200) hingga Jumat (4/3) kemarin.
Kepala dewan keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov menyatakan, jumlah anak-anak yang terluka akibat perang melampaui 840 orang per Jumat (4/3).
Danilov pun mendesak Rusia untuk membuka jalur aman agar anak-anak, perempuan, dan lanjut usia (lansia) bisa melarikan diri dari medan tempur.
Pembicaraan mengenai jalur aman itu diketahui dibahas pihak Ukraina-Rusia dalam perundingan putaran kedua di Brest, Belarusia, Kamis (3/3).
“Pertanyaan tentang akses kemanusiaan adalah pertanyaan nomor 1. Anak-anak, perempuan, lanjut usia—apa yang mereka lakukan di sini?” kata Danilov dalam siaran televisi Ukraina sebagaimana dikutip Associated Press.
Baca Juga: Senator AS Sebut Membunuh Putin Satu-satunya Cara Hentikan Serangan ke Ukraina, Rusia Murka
Ukraina diketahui telah meminta bantuan Palang Merah Internasional untuk mengorganisasi jalur aman. Kiev menyebut situasi di kota-kota Ukraina yang diblokade Rusia “mendekati katastrofi”.
Hingga hari ke-10 invasi, tentara Rusia dilaporkan memblokade kota-kota besar di Ukraina. Di antaranya ibu kota Kiev dan Mariupol.
Sementara itu, menurut laporan Washington Post, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan sejauh ini 227 warga sipil meninggal dan 525 terluka akibat invasi Rusia.
Akan tetapi, catatan PBB tersebut dihitung hingga akhir Senin (28/2). Sehingga, jumlah korban sipil diperkirakan telah bertambah jauh lebih besar.
Badan tanggap darurat Ukraina juga melaporkan lebih dari 2.000 warga sipil meninggal sejak awal invasi. Namun, jumlah ini belum bisa diverifikasi kebenarannya.
Baca Juga: Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin: Kami Tidak Memulai, Kami ingin Mengakhiri ini
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.