TEL AVIV, KOMPAS.TV - Museum dan tugu peringatan Holocaust Israel, Yad Vashem, meminta agar miliarder Rusia, Roman Abramovich, dikecualikan dari sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) kepada Rusia.
The Washington Post, Rabu (2/3/2022), melaporkan, dalam sebuah surat kepada Duta Besar AS Tom Nides, Yad Vashem bersama Rabi Ashkenazi Israel, David Lau, dan Direktur Sheba Medical Center, Yitshak Kreiss, meminta Washington tidak menjatuhkan sanksi kepada Abramovich, donor utama museum Holocaust Israel dan kampanye-kampanye Yahudi lainnya.
Mereka mengatakan, sanksi terhadap Abramovich, pemilik klub Liga Inggris Chelsea dan juga pendukung setia Presiden Rusia Vladimir Putin, akan berdampak buruk bagi institusi-institusi Yahudi yang bergantung pada donasinya.
Kepala Yad Vashem Dani Dayan mengatakan, Abramovich adalah donor pribadi terbesar kedua bagi museum tersebut setelah mendiang Sheldon Adelson dan jandanya, Miriam.
"Tuan Abramovich telah berkontribusi kepada kampanye-kampanye berharga selama lebih dari satu dekade," ungkap Dayan.
"Sejauh yang saya tahu, Tuan Abramovich tidak memiliki hubungan apapun dengan Tuan Putin."
Baca Juga: Zelensky Tiga Kali Jadi Target Pembunuhan Sejak Rusia Serang Ukraina, Bisa Selamat Berkat Hal Ini
Pada Rabu (2/3/2022) lalu, Abramovich mengumumkan akan menjual klub miliknya, Chelsea.
"Dalam situasi saat ini, saya sudah...mengambil keputusan untuk menjual klub ini, karena saya yakin ini yang terbaik bagi kepentingan klub, penggemar, para karyawan, juga sponsor dan mitra klub," kata Abramovich dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman web Chelsea.
Sementara itu, para pejabat Israel sebelumnya telah mengatakan mendukung Ukraina, negara dengan kepala negara Yahudi satu-satunya selain Israel, dan menyebutnya sebagai sekutu.
Sumber : KOMPAS TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.