NEW YORK, KOMPAS.TV — Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/3/2022) kemarin mengusir seorang petugas operasi intelijen Rusia yang bekerja untuk PBB dan 12 anggota Misi Rusia untuk PBB.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (2/3), pengusiran ini diperintahkan pada Senin (28/2) awal pekan ini karena terlibat dalam spionase.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric memastikan, PBB mendapat pemberitahuan pada Senin lalu bahwa AS mengambil tindakan untuk mengusir seorang anggota staf yang bekerja untuk Sekretariat PBB, berdasarkan perjanjian antara Amerika Serikat dan PBB untuk menjadi tuan rumah badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu.
"Kami menyesal berada dalam situasi ini tetapi kami terlibat dengan negara tuan rumah (Amerika Serikat untuk masalah ini)," katanya.
Dujarric menolak berkomentar lebih lanjut dengan alasan privasi dan sensitivitas masalah.
"Tetapi apa yang membuat keputusan ini agak sulit dipahami adalah, anggota staf tersebut dijadwalkan mengakhiri tugasnya pada 14 Maret," imbuhnya.
Misi AS untuk PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Senin kemarin, sebanyak 12 diplomat Rusia diketahui telah menyalahgunakan hak tinggal mereka di Amerika Serikat dengan terlibat dalam kegiatan spionase yang merugikan keamanan nasional negeri Paman Sam.
Baca Juga: AS Usir 12 Diplomat Rusia di PBB karena Dituding Jadi Mata-mata dan Lakukan Spionase
"Pada 28 Februari, Amerika Serikat juga memprakarsai proses untuk meminta kepergian seorang agen intelijen Rusia yang bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menyalahgunakan hak istimewa mereka untuk tinggal di Amerika Serikat," ungkap seorang juru bicara Misi AS di PBB, Selasa.
Juru bicara itu tidak berwenang untuk berbicara di depan umum dan memberikan keterangan dengan syarat anonim.
Pengumuman terbaru itu datang saat perang Rusia melawan Ukraina makin sengit, dengan Rusia melancarkan serbuan ke dua kota utama Ukraina.
Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia mengatakan kepada The Associated Press, Senin kemarin ketika ditanya reaksinya terhadap AS yang mengatakan 12 orang anggota misi Rusia di PBB terlibat dalam spionase.
"Mereka selalu melakukannya. Itulah dalih sepanjang waktu ketika mereka mengumumkan seseorang sebagai personae non grata. Itulah satu-satunya penjelasan yang mereka berikan," urai Nebenzia.
Apakah Nebenzia mengharapkan Rusia untuk membalas?
“Bukan saya yang memutuskan, tapi dalam praktik diplomasi, itu hal biasa,” ujarnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.