Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rasisme Media Barat dalam Peliputan Invasi Rusia ke Ukraina

Kompas.tv - 28 Februari 2022, 18:06 WIB
rasisme-media-barat-dalam-peliputan-invasi-rusia-ke-ukraina
Ilustrasi. Pengungsi Ukraina memasuki daerah Przemysl, Polandia pada Sabtu (26/2/2022). Dalam peliputan invasi Rusia ke Ukraina, tak sedikit media Barat yang meloloskan komentar rasis. (Sumber: Petr David Josek/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

“Ini bukanlah para pengungsi dari Suriah, para pengungsi ini dari Ukraina. Mereka Kristen, mereka putih, mereka sangat mirip (dengan dia),” kata Cobiella.

Seorang analis yang tampil di kanal televisi Prancis, BFMTV, juga membuat komentar rasis.

“Kita di sini tidak bicara tentang orang Suriah kabur dari bombardir rezim Suriah yang disokong Putin, kita bicara tentang orang Eropa yang kabur dengan mobil yang mirip dengan punya kita untuk menyelamatkan hidup,” kata analis tersebut.

Media internasional yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, juga kecolongan komentar rasis oleh salah seorang presenternya. Dalam sebuah siaran berbahasa Inggris, presenter itu membandingkan arus pengungsi Ukraina dengan Timur Tengah.

“Mereka tidak terlihat seperti pengungsi yang pergi dari wilayah-wilayah di Timur Tengah yang masih dilanda perang besar. Mereka bukanlah orang yang pergi dari Afrika Utara. Mereka terlihat seperti keluarga Eropa mana pun yang tinggal di sebelah Anda,” kata presenter tersebut.

Al Jazeera sendiri kemudian meminta maaf atas komentar presenter itu. Mereka mengakui bahwa si presenter insensitif dan insiden ini akan ditindaklanjuti.

“Komentar presenter itu insensitif dan tidak bertanggung jawab. Kami meminta maaf kepada audiens di seluruh dunia dan pelanggaran profesionalisme ini sedang ditindaklanjuti,” bunyi pernyataan Al Jazeera.

Menanggapi banyaknya peliputan dengan komentar rasis oleh media Barat, Asosiasi Jurnalis Arab dan Timur Tengah (AMEJA) mengecam fenomena tersebut.

“Kami menolak implikasi orientalis dan rasis bahwa populasi atau negara mana pun itu ‘tidak berperadaban’ atau menyandang faktor ekonomis yang membuatnya layak dijadikan tempat konflik,” tulis pernyataan AMEJA dikutip Rudaw.

“Itu merefleksikan mentalitas yang meresap di jurnalisme Barat yang menormalisasi tragedi di bagian tertentu dunia. Itu dehumanisasi dan menerjemahkan pengalaman mereka dengan perang sebagai sesuatu yang normal dan bisa diduga,” lanjut pernyataan tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Delegasi Ukraina Tiba di Gomel Belarusia, Perundingan dengan Rusia Dimulai Pukul 16.00 WIB


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x