LONDON, KOMPAS.TV - Rusia dilaporkan ikut mengerahkan mobil Krematorium saat akan melakukan penyerangan ke Rusia.
Keberadaan mobil Krematorium itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Inggris.
Mereka merilis foto adanya kendaraan tersebut, yang terlihat berada di belakang mobil pasukan menuju Ukraina.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wales meyakini Rusia menggunakan mobil Krematorium itu untuk menyembunyikan jumlah korban tewas atas potensi pertempuran.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Mulai Makan Korban Jiwa, 8 Orang Tewas karena Tembakan Tentara Rusia
“Sebelumnya mereka telah mengerahkan mobil krematorium untuk mengikuti pasukan di sekitar pertempuran, yang mana merupakan sesuatu yang mengerikan,” ujarnya dilansir dari Mirror.
Wallace pun menegaskan bahwa adanya mobil Krematorium itu merupakan sesuatu yang menakutkan bagi tentara Rusia.
“Jika saya tentara dan mengetahui Jenderal saya tak yakin kepada saya dengan mengirimkan mobil kerematorium, atau saya seorang ibu atau ayah dari anak yang akan bertempur, dan pemerintah saya berpikir menyembunyikan kehilangan dengan mobil krematorium, saya akan sangat khawatir,” ujarnya.
Menurut Wallace, itu menunjukkan bagaimana Rusia memandang pasukannya adalah dengan membakarnya menjadi debut jika terbunuh dalam pertempuran.
“Mungkin itu bisa menjelaskan apa yang ingin Anda ketahui dari rezim Rusia,” kata Wallace.
Ia juga menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat kesalahan karena tak memiliki sekutu dalam aksinya.
Wallace menyamakan Putin dengan Tsar Nicholas I, saat pertempuran Krimea menghadapi Inggris.
Baca Juga: Indonesia Kecam Serangan Rusia ke Ukraina, Minta Mereka Hormati Kedaulatan
Wallace menegaskan saat itu resimen Inggris berhasil memukul Tsar Nicholas dan menegaskan pihaknya bisa melakukan itu lagi kepada Putin.
Putin sebelumnya memang telah mengumumkan melakukan operasi militer terhadap Ukraina, Kamis (24/2/2022).
Ia melakukan operasi militer tersebut untuk mendukung pemberontak di perbatasan timur Ukraina.
Meski begitu, Putin menegaskan operasi militer ini tak dilakukannya untuk menduduki Ukraina.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.