Seorang pejabat keamanan siber AS menyebut Rusia menargetkan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan Pentagon serta entitas pemerintah Ukraina.
“Rusia telah menargetkan kontraktor pertahanan, perusahaan swasta yang mendukung militer AS,” kata pejabat yang tidak mau dibuka identitasnya itu kepada Newsweek.
“Jadi ini adalah taktik normal dan kita bisa menduga ini tidak akan berbeda dengan serangan-serangan kecil ke Ukraina,” lanjutnya.
Sementara itu, Brian Harrell, mantan pejabat Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS menyebut serangan siber sudah menjadi “buku pedoman” Kremlin.
“Serangan ke infrastruktur kritis didesain untuk mendestabilisasi sebuah negara, merendahkan kepercayaan terhadap kepemimpinan negara, dan mengancam keamanan masyarakat. Rusia tentu akan melakukan ini sebagai bagian buku pedoman serangan mereka,” kata Harrell.
Di lain pihak, Kremlin selalu membantah terlibat serangan siber apa pun ke AS atau negara mana pun. Pemerintahan Vladimir Putin juga membantah tuduhan pihaknya terlibat dalam serangan siber ke AS.
Dalam konflik Ukraina, Rusia menuntut NATO membuat jaminan bahwa Ukraina dan negara bekas Uni Soviet lain tidak akan diterima menjadi anggota.
Akan tetapi, perundingan Kremlin dengan anggota-anggota NATO sejauh ini belum menghasilkan kesepakatan berarti.
Pada akhir pekan lalu, eskalasi konflik memanas di perbatasan Ukraina usai pemberontak pro-Rusia mengirim serangkaian serangan artileri.
Baca Juga: Rusia Tuduh Tentara Ukraina Bunuhi Warga Sipil, Disebut Usaha untuk Mengesahkan Serangan ke Ukraina
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.