ANKARA, KOMPAS.TV - Setelah sempat memanas, hubungan Turki dan Israel kini sepertinya mulai mendingin. Itu dapat dilihat dari komunikasi yang kian intensif yang dilakukan oleh pejabat-pejabat dari kedua belah pihak.
Minggu (20/2/2022) kemarin, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dilaporkan berbicara lewat telepon.
Pembicaraan itu terjadi menjelang rencana kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Turki.
Media Turki, Hurriyet Daily News, melaporkan, pembicaraan antara Cavusoglu dan Lapid itu dilakukan menyusul kunjungan delegasi Turki ke Israel, pekan lalu.
Delegasi itu dipimpin juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin dan Deputi Menlu Sedat Onal.
Menurut Daily Sabah, pada 20 Januari lalu, Cavusoglu dan Lapid juga menggelar pembicaraan lewat telepon. Saat itu tidak ada informasi detail yang diberikan terkait isi pembicaraan.
Namun pembicaraan lewat telepon itu terjadi usai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan soal kemungkinan Presiden Israel akan berkunjung ke negaranya. Saat itu belum ada tanggal pasti kapan kunjungan Herzog ke Turki akan dilangsungkan.
Baca Juga: Merasa Didiskriminasi, Banyak Warga Muslim Prancis Pindah ke Turki
Kunjungan Presiden Israel yang dijadwalkan pada 9 dan 10 Maret mendatang adalah atas undangan Erdogan. Kunjungan tersebut bagian dari upaya bersama untuk menormalisasi hubungan.
Dalam sebuah wawancara televisi pada Januari lalu, Erdogan mengatakan kunjungan Herzog merupakan sebuah kesempatan untuk "membuka bab baru dalam hubungan antara Turki dan Israel."
Erdogan juga mengatakan siap untuk bekerja sama dengan Israel dalam proyek pipa gas di kawasan Mediterania bagian timur.
Pembicaraan tentang normalisasi hubungan antara Turki dan Israel sudah dimulai sejak tahun lalu.
Erdogan dan Herzog pun sempat menggelar pembicaraan melalui telepon untuk membahas cara-cara memulihkan hubungan melalui pertukaran duta besar.
Baca Juga: Demonstran Geruduk Konsulat Israel di Turki, Tolak Kedatangan Presiden Herzog
Turki sebelumnya menarik duta besarnya dan meminta Israel melakukan hal yang sama.
Penarikan duta besar itu terjadi setelah pasukan Israel membunuh sejumlah warga Palestina yang memprotes pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Hubungan Turki dan Israel juga sempat memburuk setelah serbuan angkatan laut Israel ke atas sebuah kapal bantuan kemanusiaan Turki, Mavi Marmara, pada 2010 lalu.
Kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju Jalur Gaza yang berada di bawah blokade Israel sejak 2007 hingga kini.
Sumber : Hurriyet Daily News/Daily Sabah
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.