Kompas TV internasional kompas dunia

Tidak Ada Rencana Ukraina Gabung NATO, tapi Kenapa Putin Bersikap Keras? Ini Sebabnya

Kompas.tv - 5 Februari 2022, 20:21 WIB
tidak-ada-rencana-ukraina-gabung-nato-tapi-kenapa-putin-bersikap-keras-ini-sebabnya
Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Rabu, 2 Februari 2022. Inti dari krisis Ukraina adalah teka-teki. Mengapa Putin mendorong Eropa ke ambang perang untuk menuntut Barat agar tidak melakukan sesuatu yang tidak ada rencana untuk dilakukan, seperti melarang Ukraina masuk NATO? (Sumber: Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP))
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

“Bayangkan Ukraina menjadi anggota NATO dan meluncurkan operasi militer itu,” kata Putin. “Haruskah kita melawan NATO? Apakah ada yang memikirkannya?”

Memang, beberapa negara di NATO telah memikirkan prospek perang yang diperluas dengan Rusia di dalam Ukraina. Ini adalah pengingat tentang apa arti keanggotaan NATO; serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua; yang secara terori, bila Ukraina diserang oleh Rusia berarti komitmen hukum oleh setiap anggota NATO harusb berjalan untuk membela Ukraina.

Baca Juga: Foto Satelit Tunjukkan Perluasan Penumpukan Militer Rusia di Perbatasan Ukraina, Bukti Siap Perang?

Foto satelit dari pangkalan militer Rusia di Novoozernoye, Krimea, yang berbatasan dengan Ukraina menunjukkan adanya perluasan dan peningkatan militer Rusia. (Sumber: Maxar Technologies via CNN)

Adakah Prospek Ukraina Untuk Bergabung dengan NATO?

Prospeknya sangat tidak mungkin untuk masa mendatang.

Meskipun Ukraina tidak memiliki tawaran keanggotaan dari NATO, Ukraina semakin dekat dengan aliansi dari waktu ke waktu, dimulai dengan pembentukan Piagam NATO-Ukraina pada tahun 1997 untuk mengembangkan kerja sama lebih lanjut.

Kepala pemerintahan NATO secara terbuka menyatakan pada tahun 2008 bahwa Ukraina, dan sesama bekas republik Soviet Georgia, “akan menjadi anggota NATO.”

Mereka tidak mengatakan kapan atau bagaimana, tetapi pernyataan itu dapat dilihat sebagai penjelasan kekhawatiran Moskow bahwa Kyiv pada akhirnya akan bergabung dengan aliansi tersebut.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan para pemimpin NATO lainnya yang menandatangani pernyataan tahun 2008 tentang Ukraina dan Georgia memutuskan untuk tidak menyetujui Rencana Aksi Keanggotaan – jalan menuju keanggotaan akhirnya.

Jerman dan Prancis sangat menentang keanggotaan Ukraina di NATO dan pandangan yang lebih luas di dalam NATO adalah bahwa Ukraina harus menyelesaikan reformasi pemerintah sebelum menjadi calon anggota.

Kontradiksi ini tampaknya tidak pernah diselesaikan, yang berarti bahwa sementara pintu NATO terbuka, Ukraina tidak akan bisa masuk dalam waktu dekat.

Baca Juga: China dan Rusia Jalin Persahabatan Bermartabat, Salahkan NATO atas Konflik Ukraina

Latihan bersama tentara Rusia dan Belarusia di lapangan tembak Bretsky, Belarusia, Rabu (2/2/2022). AS dan NATO meminta Rusia menarik pasukan dari Krimea, Transnitria, Ossetia Selatan, dan Abkhazia untuk melanjutkan negosiasi tentang kontrol senjata di Eropa Timur. (Sumber: Biro Pers Kementerian Pertahanan Rusia via Associated Press)

Bagaimana Putin Menekan Ukraina?

Moskow mengatakan tidak berniat menginvasi Ukraina, namun selama beberapa bulan terakhir menggelar pasukan tempur yang kuat di sepanjang perbatasan Ukraina dan menyiratkan akan mengambil tindakan jika tuntutannya terhadap Washington dan NATO tidak dipenuhi.

Pemerintahan Biden mengatakan Rusia sekarang mampu melakukan berbagai tindakan, termasuk invasi skala penuh untuk merebut Kyiv.

Putin mengatakan NATO bertindak terlalu jauh tidak hanya dengan menyediakan persenjataan dan pelatihan militer kepada Ukraina, tetapi juga dengan menempatkan pasukan di negara-negara Eropa Timur lainnya yang membahayakan keamanan Rusia.

Juga benar bahwa peningkatan selama dekade terakhir dalam kehadiran militer AS dan NATO di Eropa Timur dipicu oleh aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea dan serangannya ke Ukraina timur pada tahun 2014.

Tindakan Rusia tersebut mendorong NATO untuk menggandakan fokusnya pada keamanan kolektif.

Pada bulan September 2014, para pemimpin NATO membentuk pasukan reaksi cepat baru yang mampu dikerahkan dalam beberapa hari, dan mereka menegaskan kembali janji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka.

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x