TOKYO, KOMPAS.TV - Amerika Serikat meminta Jepang untuk mengalihkan sebagian liquefied natural gas (LNG) ke Eropa jika krisis Ukraina menyebabkan gangguan pasokan. Sementara Jepang menanggapi dengan menyatakan akan mempertimbangkannya.
Jepang sebagai importir utama LNG, perlu memastikan pasokan domestik yang cukup sebelum menawarkan bantuan internasional, kata Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Koichi Hagiuda, seperti dilansir Straits Times, Jumat, (4/2/2022).
Empat sumber pemerintah mengonfirmasi permintaan Amerika Serikat, di mana satu pejabat mengatakan permintaan itu datang awal pekan ini.
Dalam konferensi pers sebelumnya pada hari Jumat, Hagiuda menolak untuk memastikan laporan media tentang permintaan Amerika Serikat, tetapi mengatakan Jepang menjadi kekuatan pendorong dalam pengembangan pasar LNG selama beberapa dekade.
"Kami ingin mempertimbangkan bagaimana kita dapat berkontribusi pada komunitas internasional," katanya.
Tetapi dengan cuaca musim dingin yang lebih dingin, Jepang yang miskin sumber daya perlu memastikan pasokan domestiknya terlebih dahulu.
"Kami akan melihat apakah ada yang bisa dilakukan setelah memastikan bahwa kehidupan masyarakat tidak terpengaruh," katanya.
Situasi Ukraina memiliki dampak yang signifikan pada pasokan energi yang stabil ke Jepang, sehingga Jepang akan memantau situasi dengan cermat, katanya.
Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Bertemu Emir Qatar Bahas Potensi Krisis Gas Eropa Bila Rusia Serang Ukraina
Rusia dan Barat berselisih mengenai Ukraina, mengipasi kekhawatiran bahwa pasokan energi ke Eropa dapat terganggu.
Pekan lalu, Amerika Serikat, produsen gas alam terbesar dunia, meminta Qatar dan produsen energi utama lainnya untuk mempelajari apakah mereka dapat memasok gas LNG Eropa jika Rusia memangkas pasokan sebagai akibat dari krisis Ukraina.
Sebuah sumber mengatakan pekan lalu bahwa Qatar akan membutuhkan bantuan Amerika Serikat untuk membujuk pembeli gas Qatar agar bersedia mengalihkan gas pesanan mereka ke Eropa, di mana sekitar 30-40 persen kebutuhan gas Eropa dipenuhi oleh Rusia.
Jepang mengimpor 74,32 juta ton LNG pada tahun 2021, tetapi dilibas China yang kini menjadi pembeli terbesar di dunia, yang impor gas LNG mereka melonjak sebesar 18 persen ke rekor tertinggi.
Kazunori Kasai, kepala eksekutif JERA Global Markets mengatakan kepada wartawan, tidak mudah bagi Jepang untuk mengalihkan sebagian impornya ke Eropa.
"Ini tidak akan mudah, meskipun bukan tidak mungkin," kata Kasai. "Secara umum, itu tidak akan mudah karena utilitas Jepang memiliki sedikit pasokan cadangan selama musim dingin.
Dia menambahkan bahwa akan ada masalah kontrak, karena beberapa kontrak jangka panjang datang dengan klausul tujuan, yang mengamanatkan ke mana kargo dapat dikirim, dan membatasi pembeli untuk menjual kembali kelebihan gas.
Ditanya tentang dampak krisis yang meningkat di Ukraina, Kasai mengatakan, "Itu tergantung pada sanksi ekonomi apa yang akan dikenakan pada Rusia."
Perusahaannya adalah lengan perdagangan generator listrik terbesar Jepang, JERA, yang merupakan salah satu pembeli LNG terbesar di dunia.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.