BEIJING, KOMPAS.TV — Para pejabat Amerika Serikat dan Eropa mungkin tidak hadir di Olimpiade Musim Dingin Beijing karena masalah hak asasi manusia HAM. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin hadir, bahkan ketika ketegangan meningkat karena penumpukan pasukannya di sepanjang perbatasan Rusia dan Ukraina, seperti dilansir Associated Press, Kamis (3/2/2022).
Bukan hanya untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin, Putin juga hadir untuk pembicaraan bilateral.
Pembicaraan Putin dengan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (4/2) akan menandai pertemuan langsung pertama mereka sejak 2019 dan dimaksudkan untuk membantu memperkuat hubungan Moskow dengan China, serta mengoordinasikan kebijakan mereka dalam menghadapi tekanan Barat.
Setelah itu, keduanya akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Kamis oleh kantor berita China Xinhua, Putin menulis, Moskow dan Beijing memainkan 'peran penting untuk menstabilkan' urusan global dan membantu membuat urusan internasional 'lebih adil dan inklusif'.
Presiden Rusia itu mengkritik 'upaya beberapa negara mempolitisasi olahraga demi kepentingan ambisi mereka', sebuah sindiran atas boikot diplomatik Amerika Serikat dan beberapa sekutunya terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing.
Banyak pejabat Barat memilih tidak hadir di Olimpiade Beijing sebagai protes atas penahanan China terhadap lebih dari 1 juta Muslim Uyghur di wilayah barat laut Xinjiang.
Tetapi para pemimpin negara-negara Asia Tengah bekas Uni Soviet, yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan China, semuanya mengikuti jejak dan kehadiran Putin.
Dalam sebuah wawancara dengan China Media Group yang juga dirilis pada Kamis, Putin menekankan, “Kami menentang upaya untuk mempolitisasi olahraga atau menggunakannya sebagai alat pemaksaan, persaingan tidak sehat, dan diskriminasi.”
"Pertemuan Putin dengan Xi dan kehadiran pada upacara pembukaan membawa peningkatan lebih lanjut hubungan China-Rusia,” kata Li Xin, direktur Institut Studi Eropa dan Asia di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai.
Baca Juga: Duh, 4 Pesawat Bomber Rusia Dekati Wilayah Udara Inggris, Bisa Diusir Jet Tempur Inggris
China dan Rusia semakin menemukan akar masalah bersama atas apa yang mereka yakini sebagai pengabaian Amerika Serikat atas masalah teritorial dan keamanan mereka, kata Li. Kedua pemerintah mereka juga meledek Amerika Serikat atas berbagai masalah domestiknya, mulai dari kerusuhan Capitol tahun lalu hingga perjuangannya untuk mengendalikan Covid-19.
“Amerika Serikat dan negara-negara Barat, di satu sisi, memberikan tekanan terhadap Rusia atas masalah Ukraina, dan di sisi lain, memberikan tekanan terhadap China atas masalah Taiwan,” kata Li, mengacu pada Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri.
“Tindakan tekanan ekstrem seperti itu oleh Barat hanya akan memaksa China dan Rusia untuk lebih memperkuat kerja sama,” tambahnya.
Yuri Ushakov, penasihat urusan luar negeri Putin, mengatakan kunjungan Putin akan menandai tahap baru dalam kemitraan Rusia-China yang ia gambarkan sebagai “faktor kunci yang berkontribusi pada pembangunan global yang berkelanjutan dan membantu melawan aktivitas destruktif oleh negara-negara tertentu.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.