JAKARTA, KOMPAS.TV - Aksi konsolidasi dalam industri pembuat game atau gim lewat merger dan akuisisi terus berlanjut. Kali ini, giliran Sony Interactive Entertainment yang akan mengakuisisi Bungie Inc, dengan nilai 3,6 miliar dollar AS. Bungie adalah pencipta videogame Halo sekaligus pengembang Destiny.
"(Kesepakatan Bungie) ini merupakan langkah penting dalam strategi kami untuk memperluas jangkauan PlayStation ke audiens yang lebih luas," ujar kepala unit Sony Corp yang bertanggung jawab untuk PlayStation, Jim Ryan.
Bungie akan menjadi unit independen dari Sony Interactive Entertainment, dijalankan oleh dewan yang diketuai CEO Pete Parsons.
Pencaplokan Bungie merupakan salah satu upaya Sony PlayStation untuk memperkuat jaringan studio gim in-house, guna menghadapi para pesaingnya, termasuk Microsoft, yang memiliki banyak uang.
Baca Juga: Cakap Pasal Game di Twitter, Indonesia Masuk Daftar 10 Negara Teratasnya
Sebelumnya, Sony juga telah mengakuisisi beberapa pengembang gim seperti Valkyrie Entertainment dan pengembang Housemarque.
Mengutip dari Kontan.co.id (1/2/2022), Microsoft Corp sudah mengeluarkan uang sebanyak 69 miliar dollar AS untuk mengakuisisi Activision Blizzard pada awal Januari.
Microsoft adalah pesaing berat Sony dalam game console. Selama ini penjualan Xbox, konsol milik Microsoft, tertinggal dari penjualan PlayStation milik Sony.
"Meskipun ini adalah salah satu akuisisi terbesar Sony, jumlah yang dibayarkan oleh Microsoft menunjukkan persaingan berat yang dihadapi di sektor ini," kata Analis Game di Ampere Analysis, Piers Harding-Rolls.
Baca Juga: 5 Game Play To Earn Kripto, Cuan Setiap Hari dengan Main Gim!
Persaingan antara Sony dengan Microsoft juga terlihat dalam sejarah kepemilikan Bungie dan gim yang dikembangkan Bungie.
Sebelum diakuisisi Sony, Bungie sempat dimiliki Microsoft sebelum go private pada 2007. Saat berada di bawah Microsoft, Bungie mengerjakan seri videogame Halo. Bungie juga ikut menggarap Marathon dan Mitos.
Bungie sekarang berencana untuk merekrut lebih banyak bakat di seluruh studio untuk Destiny 2, videogame yang sebelumnya diterbitkan oleh Activision Blizzard.
Pandemi Covid-19 membuat permintaan akan gim baru melonjak dan mendorong para pembuat gim untuk bergabung guna menghasilkan permintaan pasar.
Baca Juga: Tak Bisa Main Game Online Gegara Password Wifi Diganti, Pemuda Berbekal Parang Kejar Pengurus Masjid
Kesepakatan-kesepakatan bisnis itu pun semakin mengaburkan batas antara video gim berbasis PC, konsol dan seluler. Perusahaan perbankan investasi Drake Star Partners memproyeksi, nilai kesepakatan, pembiayaan, dan IPO di industri gim di tahun 2022 akan mencapai 150 miliar dollar AS.
Kesepakatan besar lain yang terjadi di bulan pertama tahun ini adalah pembuat Grand Theft Auto Take-Two yang menawar 11 miliar dollar AS untuk pembuat gim FarmVille, Zynga.
Ada juga perusahaan gim besar yang memilih untuk merekrut sosok dibalik gim-gim terkenal, untuk bergabung di perusahaannya.
Sumber : Kontan.co.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.