Menurut Daily Sabah, Turki yang memiliki garis pantai benua terpanjang di kawasan Mediterania Timur, menolak klaim batas maritim Yunani dan pemerintah Siprus Yunani.
Turki menilai klaim-klaim itu melanggar hak-hak kedaulatan Turki dan Siprus Utara Republik Turki.
Yunani, dalam beberapa kesempatan, menolak berunding dengan Turki.
Yunani justru mendorong Uni Eropa untuk bertindak tegas terhadap Ankara.
Januari 2022 lalu, kedua negara akhirnya kembali melanjutkan perundingan diplomatik tingkat tinggi untuk pertama kalinya setelah hampir lima tahun.
Tujuannya untuk meredakan ketegangan terkait perselisihan batas wilayah di Laut Aegean dan kawasan Mediterania Timur.
Hubungan kedua negara bertetangga itu tetap saja belum stabil, apalagi setelah Yunani meluncurkan program modernisasi militer bernilai miliaran dolar.
Pada Oktober 2021 lalu, parlemen Yunani meratifikasi kesepakatan pertahanan dengan Prancis untuk pembelian tiga kapal fregat buatan Prancis, Belharra.
Kesepakatan tersebut tentu saja dikritik Turki.
Sebelumnya pada September 2021, Yunani juga mengumumkan rencananya membeli lagi enam pesawat temput Rafale, seiring peningkatan ketegangan dengan Turki terkait Mediterania Timur.
Baca Juga: Turki Ingin Jembatani Perdamaian Rusia dan Ukraina, Putin Terima Undangan Erdogan
Baca Juga: Situasi Ukraina Memanas, Erdogan Undang Putin dan Zelensky Mediasi ke Turki
Sumber : Daily Sabah
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.