MOSKOW, KOMPAS.TV – Rusia mengerahkan lebih dari 20 kapal perang ke Laut Hitam pada Rabu (26/1/2022). Pengerahan armada kapal perang ke perairan yang berbatasan dengan Ukraina ini jelas menambah ketegangan di kawasan itu. Namun, Moskow menyebut pengerahan ini sebagai latihan rutin.
Militer Rusia di Laut Hitam melaporkan, armada penyerang perairan yang terdiri dari kapal patroli, frigat, kapal rudal, kapal pendarat, penyapu ranjang dan kapal antikapal selam itu akan melakukan latihan sesuai yang direncanakan.
Mengutip Tass, para kru armada kapal perang itu akan melakukan berbagai manuver yang aman di area itu, serta mengatur komunikasi dan pertahanan udara di laut.
“Kita tidak bisa melihat peristiwa ini sendiri-sendiri. Saat dikombinasikan dengan peristiwa-peristiwa lainnya, ini jelas cukup mengkhawatirkan,” ujar Colin Clarke, peneliti senior di perusahaan intelijen swasta The Soufan Center menyoal konflik Rusia-Ukraina, seperti dikutip dari USNews, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga: Siap Perang Lawan Rusia, Ibu di Ukraina Persenjatai Diri dengan Senapan Sniper Besar
Kementerian Luar Negeri Ukraina dan Armada AL ke-6 Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas operasi di kawasan itu, belum berkomentar.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin kerap menggunakan dalih ‘latihan militer’ untuk menutupi fakta pengerahan pasukan. Praktik ini terbilang sering dilakukan selama berbulan-bulan saat tensi ketegangan Rusia dengan Ukraina meningkat.
Beberapa personel tentara Rusia yang pertama kali masuk Belarus, misalnya, adalah pasukan penerjun payung yang kehadirannya diketahui saat Kremlin mengakui ada dua personel militer yang tewas dalam kecelakaan latihan militer di sana.
Rusia juga mengirimkan sejumlah penasihat ke Belarus untuk melihat bagaimana reaksi negara-negara NATO terhadap langkah Kremlin.
Putin tampaknya bersiap untuk perang, namun tetap tetap mempertahankan penyangkalan yang masuk akal dengan berdalih bahwa pengerahan pasukan itu hanyalah latihan militer rutin biasa.
“Pada titik ini, Moskow berinisiatif memosisikan pasukannya dengan sengaja, menunggu untuk melihat bagaimana NATO bereaksi. Klisenya, ini jelas pertandingan catur, dan Putin tampaknya puas melakukan gerakannya dengan sangat lambat dan penuh perhitungan,” urai Clarke.
Sumber : Tass/USNews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.