OSLO, KOMPAS.TV - Delegasi Taliban bertemu dengan diplomat negara-negara Barat di Oslo, Norwegia pada Minggu (23/1/2022) hingga Selasa (25/1). Ini adalah kunjungan resmi pertama Taliban ke Eropa usai menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 lalu.
Delegasi Taliban dipimpin oleh menteri luar negeri interim, Amir Khan Muttaqi, dan tiba di Norwegia pada Sabtu (22/1) malam waktu setempat.
Menurut laporan Associated Press, masing-masing pihak membawa agenda utama ke meja perundingan.
Taliban meminta pencairan aset untuk memerintah Afghanistan, sedangkan Barat mendesakkan agenda hak perempuan dan minoritas.
Hampir 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) aset negara Afghanistan dibekukan AS dan sekutunya sejak kudeta pada Agustus 2021 lalu.
Baca Juga: Taliban Memohon Negara Islam Mengakui Pemerintahannya di Afghanistan
Pembekuan aset itu memperparah krisis ekonomi yang dihadapi Afghanistan. Diperkirakan sekitar 38 juta orang di negara itu hidup di bawah garis kemiskinan.
“Kami meminta mereka untuk mencairkan aset Afghan dan tidak menghukum rakyat jelata Afghanistan karena masalah politik,” kata salah satu delegasi Taliban, Shafiullah Azam, pada Minggu (23/1) malam waktu setempat.
“Karena kelaparan, karena musim dingin yang mematikan, saya pikir ini waktunya komunitas internasional mendukung Afghanistan, tidak menghukum mereka karena pertentangan politik,” imbuhnya.
Jelang pertemuan, diplomat Barat sempat menemui aktivis perempuan dan hak asasi manusia Afghanistan. Mereka juga meminta pendapat diaspora tentang tuntutan warga Afghanistan dan situasi di negaranya.
Selain Norwegia, pertemuan dengan Taliban dihadiri oleh utusan dari Uni Eropa, Inggris Raya, Prancis, Italia, dan AS.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.