WASHINGTON, KOMPAS.TV - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memerintahkan keluarga dari sataf Kedutaan AS di Ukraina untuk meninggalkan negara itu, Minggu (23/1/2022). Kebijakan ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.
Departemen Luar Negeri AS memberi tahu keluarga staf Kedutaan AS bahwa mereka harus meninggalkan negara itu. Selain itu staf non-esensial di kedutaan AS di Ukraina juga dapat meninggalkan negara tersebut dengan biaya pemerintah.
Baca Juga: Dituding Inggris Ingin Dongkel Pemerintahan Ukraina, Rusia: Berhenti Sebarkan Omong Kosong!
Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dan adanya penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina. Situasi ini tidak mereda, meskipun telah dilakukan pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa, Jumat (21/1/2022).
Pejabat Departemen Luar Negeri AS menekankan bahwa Kedutaan AS di Kyiv akan tetap buka dan pengumuman itu bukan merupakan evakuasi. Langkah tersebut telah dipertimbangkan selama beberapa waktu dan tidak mencerminkan longgarnya dukungan AS kepada Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri mencatat laporan baru-baru ini bahwa Rusia sedang merencanakan aksi militer yang signifikan terhadap Ukraina. Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh negara-negara NATO meningkatkan ketegangan di sekitar Ukraina dengan disinformasi.
Baca Juga: Inggris Tuding Kremlin Berencana Ganti Presiden Ukraina yang Pro-Rusia
“Kondisi keamanan, khususnya di sepanjang perbatasan Ukraina, di Krimea yang diduduki Rusia, dan di Ukraina timur yang dikuasai Rusia, tidak dapat diprediksi dan dapat memburuk dengan sedikit informasi. Demonstrasi, yang terkadang berubah menjadi kekerasan, secara teratur terjadi di seluruh Ukraina, termasuk di Kyiv," ujar pernyataan Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip dari The Associated Press.
Selain itu Departemen Luar Negeri AS juga telah memperingatkan agar warganya tidak bepergian ke Ukraina karena COVID-19 serta ketegangan di Rusia. Pada hari Minggu, peringatan itu semakin dikuatkan.
Baca Juga: Sebut Ukraina Tak akan Rebut Krimea dan Minta Barat Hormati Putin, Komandan AL Jerman Mundur
“Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan COVID-19. Aktivitas yang meningkat di Ukraina meningkatkan kehati-hatian akan tindakan kriminal dan kerusuhan sipil. Beberapa area memiliki peningkatan risiko," ujar Departemen Luar Negeri.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.