DUBAI, KOMPAS.TV — Penjara Yaman yang terkena serangan udara belum dilaporkan ke PBB dan Palang Merah sebagai situs yang dilindungi, atau terlarang menjadi sasaran dalam peperangan. Hal ini dikatakan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (22/1/2022).
Serangan udara koalisi pimpinan Saudi sebelumnya menghantam sebuah penjara yang dijalankan oleh pemberontak Houthi Yaman pada hari Jumat, menewaskan sedikitnya 82 tahanan dan melukai puluhan lainnya, kata seorang menteri Houthi. Serangan itu merupakan bagian dari serangan udara yang menghempaskan negara termiskin di dunia Arab itu dari internet.
Kampanye intens terjadi setelah Houthi yang didukung Iran, mengeklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal yang menyerang ibukota Uni Emirat Arab awal pekan ini. Serangan itu meningkatkan eskalasi dalam konflik di Yaman di mana koalisi pimpinan Saudi, dengan UEA sebagai anggota, memerangi pemberontak Yaman sejak 2015.
Taha al-Motawakel, menteri kesehatan di pemerintahan Houthi yang mengendalikan Yaman utara, mengatakan kepada The Associated Press bahwa 82 tahanan tewas di penjara dan dia memperkirakan jumlahnya akan meningkat karena banyak lainnya terluka parah.
“Dunia tidak bisa diam ketika menghadapi kejahatan ini,” kata al-Motawakel dan meminta organisasi bantuan internasional untuk mengirim staf medis dan bantuan. Dia mengatakan pekerja medis di Yaman telah kelelahan oleh masuknya korban luka akibat serangan, setelah beroperasi dengan sumber daya yang langka selama pandemi.
Sabtu pagi, juru bicara koalisi Arab Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Malki menuduh kelompok pemberontak Houthi tidak melaporkan penjara tersebut sebagai situs yang dilindungi ke PBB dan Komite Internasional Palang Merah ICRC agar terlarang jadi sasaran serangan militer.
Turki al-Malki mengeklaim, kegagalan Houthi melakukan itu mewakili “pendekatan yang menipu” kelompok Houthi dalam konflik tersebut.
Klaim Al-Malki belum bisa langsung diperiksa silang ke badan internasional.
Baca Juga: Pemberontak Houthi Klaim 70 Tahanan Tewas Akibat Serangan Udara Koalisi Saudi Terhadap Penjara
Serangan udara Saudi lainnya pada hari Jumat di kota pelabuhan Hodeida, kemudian dikonfirmasi oleh foto-foto satelit yang dianalisis oleh AP, menghantam pusat telekomunikasi yang merupakan kunci Yaman ke internet. Serangan udara juga melanda di dekat ibu kota, Sanaa, yang dikuasai Houthi sejak akhir 2014.
Eskalasi itu adalah yang paling intens sejak pertempuran 2018 untuk menguasai Hodeida dan terjadi setelah satu tahun upaya Amerika Serikat dan PBB gagal membawa kedua belah pihak ke meja perundingan.
Basheer Omar, juru bicara ICRC di Yaman, mengatakan, tim penyelamat terus mencari korban selamat di penjara yang dikelola pemberontak di kota utara Sa'ada.
Palang Merah mengevakuasi beberapa yang terluka ke fasilitas kesehatan di tempat lain, katanya. Palang Merah, katanya, menghitung lebih dari 100 orang telah tewas dan terluka.
Koalisi yang dipimpin Saudi mengakui melakukan “serangan udara yang akurat untuk menghancurkan kemampuan milisi” di sekitar pelabuhan Hodeida. Koalisi tidak segera mengonfirmasi menyerang target telekomunikasi, tetapi menyebut Hodeida sebagai pusat pembajakan dan penyelundupan senjata Iran untuk mendukung Houthi.
Iran membantah mempersenjatai Houthi, meskipun para ahli PBB, analis independen dan negara-negara Barat menunjukkan bukti yang menunjukkan hubungan Teheran dengan senjata-senjata tersebut.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi memasuki perang saudara Yaman tahun 2015 untuk memulihkan pemerintah negara yang diakui secara internasional namun digulingkan oleh Houthi tahun sebelumnya.
Baca Juga: PBB Kecam Keras Serangan Udara Koalisi Arab ke Penjara Yaman, Korban Tewas Bertambah
Konflik berubah menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan kritik internasional terhadap serangan udara Arab Saudi yang telah menewaskan ratusan warga sipil dan menargetkan infrastruktur negara.
Sementara itu, kelompok Houthi menggunakan tentara anak-anak dan tanpa pandang bulu meletakkan ranjau darat di seluruh negeri.
Sekitar 130.000 orang, termasuk lebih dari 13.000 warga sipil dilaporkan tewas dalam konflik tersebut, menurut Armed Conflict Location & Event Project.
Perang mencapai Uni Emirat Arab, sekutu Arab Saudi, pada hari Senin, ketika Houthi mengeklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal yang menyasar Abu Dhabi, menewaskan tiga orang dan melukai enam orang.
Meskipun UEA sebagian besar telah menarik pasukannya dari konflik, ia tetap sangat terlibat dalam perang dan mendukung milisi lokal di Yaman.
Dalam ancaman terselubung, juru bicara militer Houthi Yahia Sarie mencuit pada Jumat malam bahwa perusahaan asing di Uni Emirat Arab harus hengkang, dengan mengatakan tidak aman berada di sana "selama penguasa negara ini terus menyerang negara kita."
Baca Juga: Serangan Drone Pemberontak Yaman Tewaskan Tiga Orang, Tiga Truk Tanki Meledak
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan Houthi di UEA sebagai “kesalahan serius,” dengan mengatakan serangan itu “tidak dapat diterima.” Adapun serangan udara hari Jumat, dia mengatakan pada konferensi pers bahwa “setiap pemboman yang menargetkan warga sipil … (tentu saja) juga tidak dapat diterima.”
“Yang kita butuhkan adalah menghentikan lingkaran setan ini di mana segala sesuatunya meningkat satu demi satu,” kata Guterres.
“Yang kami butuhkan adalah, seperti yang telah kami usulkan sejak lama, gencatan senjata bersama dengan pembukaan pelabuhan dan bandara, dan kemudian dimulainya dialog serius di antara para pihak.”
Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat mengutuk "serangan teroris keji" di Uni Emirat Arab serta di lokasi lain di Arab Saudi yang diklaim oleh Houthi. DK PBB juga menggarisbawahi perlunya meminta pertanggungjawaban pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.
Menurut sebuah pernyataan Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan mengutuk serangan Houthi pada hari Senin di Arab Saudi dan UEA.
Blinken menegaskan kembali komitmen Washington untuk membantu mitranya di Teluk Arab meningkatkan kemampuan pertahanan terhadap ancaman dari Yaman dan tempat lain di kawasan itu. Kerugian sipil, tekan Blinken, penting untuk dikurangi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.