VILNIUS, KOMPAS.TV - Amerika Serikat memberikan lampu hijau bagi negara-negara Baltik untuk membawa senjata buatan Amerika Serikat ke Ukraina, dengan Lithuania pada hari Kamis (20/1/2022) mengatakan mereka berharap untuk menghalangi "agresor" Rusia.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS di Berlin, tempat Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengadakan pembicaraan krisis di Ukraina, mengatakan Washington mempercepat transfer resmi peralatan asal Amerika Serikat dari sekutu lain.
"Sekutu Eropa memiliki apa yang mereka butuhkan untuk bergerak maju dengan bantuan keamanan tambahan (ke) Ukraina dalam beberapa hari dan minggu mendatang," kata pejabat itu, seperti dilansir Straits Times, Kamis (20/1/2022).
Sebuah sumber yang mengetahui otorisasi itu mengatakan persetujuan itu menanggapi permintaan mendesak oleh Estonia, Latvia dan Lithuania untuk membantu Ukraina, sesama bekas republik Soviet.
Jumlah dan jenis senjata belum diketahui, tetapi gudang senjata negara-negara Baltik menyimpan senjata antitank, termasuk Javelin, rudal portabel yang mampu menghancurkan tank.
Menteri Pertahanan Lituania Arvydas Anusauskas membenarkan negaranya mengirim senjata dan bantuan lainnya ke Ukraina dalam upaya untuk mencegah Rusia menyerang.
"Sejarah menunjukkan kepada kita, menyerah kepada agresor pada akhirnya berujung pada perang besar. Kami tidak menginginkan ini. Setiap negara yang hanya membela diri harus memiliki kesempatan untuk melakukan ini," kata Anusauskas.
"Keputusan kami akan berkontribusi pada implementasi kebijakan pencegahan (deterrence)."
Baca Juga: Inilah Opsi-opsi Militer Amerika Serikat bila Rusia Serbu Ukraina
Rekannya dari Latvia, Artis Pabriks, mengisyaratkan niat negaranya untuk mengirim Ukraina peralatan pertahanan mematikan dan tidak mematikan.
"Saat ini kami sedang menyusun daftar barang yang dapat kami berikan, tetapi itu akan diterbitkan hanya setelah semuanya akan diangkut ke Ukraina," katanya.
Estonia mengatakan pihaknya berencana untuk mengirim lusinan rudal anti-tank Javelin dan beberapa howitzer 122mm.
Howitzer itu awalnya milik Jerman Timur, kemudian dibeli Finlandia pada 1990-an. Finlandia dan Jerman harus memberikan persetujuan mereka kepada Estonia untuk mengirim howitzer it ke Ukraina.
Puluhan ribu tentara Rusia, bersama dengan tank dan artileri, dikerahkan di dekat perbatasan Ukraina sejak akhir tahun lalu, mengguncang tiga negara Baltik, yang merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat di bawah Joe Biden menyetujui USD650 juta dana pembelian senjata untuk Ukraina sejak tahun lalu, USD200 juta di antaranya bulan lalu, di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.
Ukraina menyuarakan harapan mendapat pasokan militer secepat mungkin, dengan pengiriman dari negara-negara terdekat sangat diharapkan.
Inggris juga dilaporkan telah mengirimkan senjata antitank ke Ukraina.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.