KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kecewa universitas ternama Amerika Serikat (AS) dan China lebih memilih Indonesia ketimbang Malaysia untuk mendirikan kampus bersama.
Massachusetts Institute of Techonology (MIT) dan Tsinghua University memilih Indonesia sebagai lokasi berdirinya kampus universitas bersama.
Padahal sebelumnya Malaysia juga menjadi kandidat dari kedua universitas itu untuk mendirikan kampus bersama.
Najib Razak pun mengungkapkan kekecewaannya melalui postingan Facebook miliknya.
Baca Juga: Taliban Memohon Negara Islam Mengakui Pemerintahannya di Afghanistan
Seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Rabu (19/1/2022) dari postingan Facebook-nya, Najib Razak mengatakan Malaysia memiliki potensi untuk menjadi pusat pendidikan internasional dengan hadirnya universitas ternama di luar negeri.
Hal itu juga sekaligus bisa menekan biaya bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan berstandar dunia.
“11 kampus universitas internasional telah didirikan selama saya menjadi menteri pendidikan (1995 -1999), dan saat menjadi perdana menteri,” tulisnya di media sosial tersebut.
“Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintahan Barisan Nasional sebelumnya, yang ingin membuat kualitas pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas, inovatif dan sumber daya manusia dengan keahlian tinggi untuk meningkat kompetisi di negara ini,” kata Najib.
Najib menilai usaha tersebut tampaknya terhenti setelah GE14.
Ia berharap Menteri Pendidikan Malaysia mau bekerja untuk menarik unversitas terkenal di dunia untuk membangun kampus di Malaysia.
Dengan begitu, ia menegaskan Malaysia bisa mewujudkan cita-citanya untuk menjadi pusat pendidikan internasional dan meningkatkan sumber daya manusia negara tersebut.
Sementara itu, kampus universitas bersama MIT dan Tsinghua University sendiri akan dibuka di Bali.
Baca Juga: Korea Utara Bersiap Lawan AS, Kim Jong-Un Akan Kembali Uji Coba Nuklir dan Rudal Balistik
Dikutip dari Antara, adalah Kampus terpadu Upaya Indonesia Damai (UID) Bali Campus yang berhasil menggandeng kedua universitas bergengsi itu.
“Kampus ini akan menjadi wadah berbagai kegiatan untuk memfasilitasi lahirnya inovasi dan pengembangan sumber daya manusia sehingga dapat membantu akselerasi pencapaian tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan di tingkat nasional, regional dan global,” ujar Ketua Yayasan UID, Dr Suyoto dalam keterangan tertulisnya.
Kampus yang terletak di Bali tersebut akan diresmikan pada akhir 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan konferensi G-20 di Bali.
Sumber : Free Malaysia Today/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.