WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat hari Senin, (17/1/2022) meminta Korea Utara "menghentikan kegiatannya yang melanggar hukum dan mengganggu stabilitas", setelah Pyongyang menembakkan dua rudal balistik dan menjadi uji coba senjata keempat bulan ini.
Dalam panggilan telepon dengan pejabat Korea Selatan dan Jepang, perwakilan khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara Sung Kim menyatakan keprihatinan tentang peluncuran rudal dan mendesak Pyongyang untuk kembali berdialog tanpa prasyarat.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price, seperti dilansir Straits Times, Senin (17/1/2022).
Dia juga menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea, serta komitmen kuat untuk membela sekutunya, yaitu Korea Selatan dan Jepang.
Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan mengungkap, dua peluncuran yang diduga rudal balistik jarak pendek ditembakkan ke timur dari sebuah bandara di Pyongyang pada Senin pagi. Jepang juga mengonfirmasi peluncuran itu.
Baca Juga: Kim Jong-Un Semakin Pusing, Korea Utara Krisis Barang Penting Ini
Itu adalah yang terbaru dalam serangkaian uji coba senjata yang dilakukan oleh Pyongyang tahun ini, termasuk rudal hipersonik, saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berupaya mengejar tujuannya untuk lebih lanjut memperkuat militernya.
Kelenturan otot militernya terjadi meskipun ada sanksi internasional yang keras dan ekonomi yang terpukul oleh blokade negaranya sendiri demi mencegah penyebaran Covid-19.
Korea Utara belum menanggapi tawaran pembicaraan Washington. Namun, Korea Utara berjanji akan memberikan tanggapan yang lebih kuat dan pasti terhadap setiap upaya untuk mengendalikannya.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.