MOSKOW, KOMPAS.TV - Pejabat tinggi Rusia marah dan menyangkal tuduhan Amerika Serikat yang mengklaim negara itu sedang menyiapkan dalih untuk menginvasi Ukraina. Pada Senin (17/1/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah klaim AS, menyebutnya “disinformasi total.”
Sebelumnya, Gedung Putih dan Pentagon menyebut petinggi intelijen yakin Rusia menyiapkan “operasi bendera palsu” untuk menyerang Ukraina.
Pejabat Washington juga mengeklaim Moskow menggencarkan kampanye disinformasi untuk menjustifikasi agresi militer, berencana melakukannya antara pertengahan Januari dan Februari.
Kremlin secara tegas membantah klaim tersebut, tetapi masih enggan membubarkan konsentrasi sekitar 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina.
Rusia sendiri mendesak NATO dan AS menjamin tak akan menerima Ukraina atau negara bekas Uni Soivet lain sebagai anggota. Moskow menolak membubarkan pasukan sebelum tuntutan itu dipenuhi.
Baca Juga: Meski Terancam Ditangkap, Eks Presiden Ukraina Nekat Pulang demi Bela Negara Lawan Rusia
Sergey Lavrov pun mengharapkan jawaban atas tuntutan itu pada pekan ini.
Di lain sisi, AS dan sekutunya telah menyampaikan bahwa mereka menolak tuntutan Rusia tersebut.
Rusia dan NATO sendiri telah menggelar pertemuan di Brussels, Belgia, untuk membahas situasi Ukraina. Namun, masing-masing pihak dilaporkan keras kepala dan pertemuan itu tak menghasilkan kesepakatan berarti.
Kremlin pun semakin rajin membuat serangkaian latihan perang di perbatasan Ukraina. Pada Senin (17/1), latihan militer kembali dilakukan, kali ini melibatkan 300 kendaraan tempur.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.