LIWA, UNI EMIRAT ARAB, KOMPAS.TV — Jauh di dalam gurun pasir Uni Emirat Arab (UEA), momen yang ditunggu-tunggu para peternak unta tiba.
Keluarga-keluarga terpandang jazirah Arab mengangkut unta mereka melalui pasir yang meliuk diukir angin.
Para pelayan menuangkan kopi Arab ke cangkir-cangkir kecil, semua bersuka ria dengan dada berdegup kencang. Para juri lomba kecantikan unta turun ke padang gurun.
Satu pertanyaan membayangi benak seluruh penonton, baik di gurun maupun yang menyaksikan di rumah melalui siaran televisi: unta mana yang paling cantik sejagat jazirah Arab?
Bahkan saat varian omicron menyebar ke seluruh dunia, legiun peternak dari Bahrain, Kuwait, Oman, Arab Saudi, dan Qatar melakukan perjalanan ke gurun barat daya Uni Emirat Arab minggu ini membawa 40.000 unta terindah dan tercantik mereka untuk unjuk kecantikan di Festival Al Dhafra.
Lima orang juri di kontes tahunan ini menegaskan, kecantikan tidaklah ditentukan oleh mata yang melihatnya.
Di Festival Al Dhafra, juri mengevaluasi estetika unta berdasarkan kategori yang sudah ditentukan beberapa generasi lalu.
Hanya unta betina yang berpartisipasi karena jantan terlalu banyak berkelahi antar mereka sendiri, kata pihak berwenang festival.
Saat ratusan unta hitam berbulu berlari melintasi padang rumput berdebu, leher dan punuk mengayun indah dan terasa seperti bergerak dalam slow motion. Salah satu penyelenggara, Mohammed al-Muhari, menguraikan cita-cita platonisnya.
Baca Juga: Disuntik Botox dan Ditarik Pipi, Arab Saudi Diskualifikasi Puluhan Unta dari Kontes Kecantikan Unta
Unta yang cantik jelita harus memiliki leher yang jenjang, panjang dan ramping, pipi tembam yang lebar dan kuku besar, katanya kepada The Associated Press, Rabu, (22/12/2021).
Bibir unta yang cantik jelita juga harus terkulai menggoda, membuat setiap unta jantan tertegun lalu menghentikan langkah untuk menatapnya.
Unta-unta yang cantik juga harus berjalan tegak dan mengayun halus dengan postur yang anggun.
“Tidak jauh berbeda dengan manusia,” kata al-Muhari, jubah putihnya berkilau semerbak di tengah awan debu.
Standar yang tinggi tentang kecantikan unta mendorong banyak peternak untuk mencari keuntungan, menggunakan suntikan Botox yang dilarang untuk membuat bibir unta lebih tembam merekah, pelemas otot untuk melembutkan wajah dan suntikan silicon wax untuk memperluas punuk.
Juru bicara festival Abdel Hadi Saleh menolak mengatakan berapa banyak peserta yang didiskualifikasi karena operasi plastik minggu ini.
Semua unta menjalani pemeriksaan medis yang ketat untuk mendeteksi sentuhan dan hormon buatan sebelum memasuki Festival Al Dhafra.
Sejak penyelidik Emirat mulai menggunakan sinar-X dan sistem sonar beberapa tahun yang lalu, Saleh mengatakan bahawa jumlah penipu telah menurun drastis.
“Kami dengan mudah menangkap mereka, dan mereka sadar jika tertangkap, itu tidak sebanding dengan biaya reputasi mereka,” katanya.
Banyak yang dipertaruhkan.
Festival Al Dhafra menawarkan hadiah bagi 10 pemenang teratas di setiap kategori, mulai dari 1.300 dollar AS hingga 13.600 dollar AS.
Pada kontes utama Saudi, yang paling indah mendapatkan 66 juta dollar AS!.
Baca Juga: Festival Pameran Dagang Unta di India Utara Kembali Digelar setelah Tutup akibat Pandemi Covid-19
Sudah jamak di tengah festival, banyak unta berpindah tangan dalam kesepakatan jual beli bernilai jutaan dirham Uni Emirat Arab.
Tapi peternak bersikeras ini bukan hanya tentang uang.
“Ini adalah semacam warisan dan kebiasaan kami yang dihidupkan kembali (penguasa Emirat),” kata pemilik unta berusia 27 tahun Saleh al-Minhali dari Abu Dhabi.
Al-Minhali memakai kacamata hitam rancangan desainer papan atas dunia di atas hiasan kepala tradisionalnya dan sepatu kets Balenciaga di bawah kanduranya, atau tunik Emirat.
Lewatlah sudah hari-hari ketika unta merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari di federasi tujuh emirat.
Satu bab hilang ketika kekayaan minyak dan bisnis global mengubah Dubai dan Abu Dhabi menjadi pusat gedung pencakar langit dengan mal marmer, hotel mewah, dan klub malam yang ramai.
Orang asing melebihi jumlah penduduk lokal hampir sembilan banding satu di negara ini.
Namun, para ahli mengatakan, Uni Emirat Arab semakin mencari makna dari gema yang berasal relung-relung syahdu masa lalu, yaitu tradisi Badui yang berlaku di wilayah itu sebelum Uni Emirat Arab menjadi sebuah negara 50 tahun yang lalu.
“Orang-orang muda Emirat yang memiliki masalah identitas akan kembali ke warisan mereka untuk menemukan rasa memiliki,” kata Rima Sabban, seorang sosiolog di Zayed University di Dubai.
“Masyarakat berkembang dan dimodernisasi begitu cepat sehingga menciptakan krisis di dalam.”
Unta masih saling berpacu di arena pacuan kuda kuno di Uni Emirat Arab, dan unta-unta itu juga masih menawarkan susu, daging, dan batu ujian bersejarah bagi rakyat tanah tandus itu.
Festival di seluruh negeri juga rutin digelar untuk merayakan pentingnya unta.
Selain unta, Al Dhafra juga menampilkan balap elang, tarian dromedaris, dan -ini yang sungguh menarik, yaitu- kontes memerah susu unta.
“Orang-orang di Dubai mungkin tidak memikirkannya, tetapi anak muda di sini sangat peduli dengan unta,” kata Mahmoud Suboh, koordinator festival dari Liwa Oasis di tepi utara Empty Quarter di gurun.
Sejak 2008, ia menyaksikan pasar malam tradisional yang terbengkalai di pos terdepan gurun terpencil menjadi pesta ekstravaganza yang menarik bagi pecinta unta dari seluruh dunia.
Baca Juga: Delapan Unta dan Seekor Llama Minggat dari Sirkus di Madrid saat Tengah Malam, Bikin Kaget Warga
Sebagai tanda popularitas kontes yang meledak, belasan pemuda Emirat yang menyebut diri mereka "Influencer Unta" hari Rabu merekam dan berpose bersama unta-unta tercantik, menyiarkan langsung ke ribuan pengikut Instagram.
Dukungan digital (dengan menekan tombol like) terbukti penting tahun ini, karena pandemi virus corona membatasi pelancong dan dunia pariwisata pergi ke festival sehingga suasana agak kurang gegap gempita untuk tahun ini.
Polisi memeriksa dan memastikan pengunjung sebelumnya sudah menerima kedua dosis vaksin Covid-19 dan dinyatakan negatif virus.
Pihak berwenang menegur peserta untuk menyesuaikan masker wajah mereka, sambil mengingatkan adanya denda bila melanggar.
Ada beberapa orang asing atau penonton lain yang berjalan-jalan di lokasi pada hari Rabu.
Setiap kategori dalam kontes 10 hari dibagi menjadi dua jenis unta: Mahaliyat, ras berwarna cokelat yang berasal dari UEA dan Oman, dan Majaheen, ras yang lebih gelap dari Arab Saudi.
Pameran hari Rabu berfokus pada unta Majaheen hitam berusia 5 tahun.
Selama berjam-jam, juri memeriksa setiap unta, mencoret-coret daftar bagian tubuh hewan untuk tujuan penilaian.
Para peternak berteriak untuk mengagetkan unta agar mereka melihat ke atas dan memamerkan leher mereka yang jenjang menggairahkan.
Saat matahari terbenam di atas pasir, juri memanggil para peternak yang menang untuk menerima piala mereka yang berkilauan.
Di bawah, di lingkaran tanah, unta diberi mahkota di atas kepala mereka dan selendang kemenangan berlapis emas dan perak.
"Sampai sekarang kami adalah yang pertama dalam kategori tersebut ... Kami telah menerima lebih dari 40 hadiah (dalam berbagai kontes unta) tahun ini saja," kata Mohammed Saleh bin Migrin al-Amri sambil kerepotan memegang seluruh empat piala hari itu dengan kedua tangannya, termasuk dua piala emas.
Kemudian dia melompat ke dalam Toyota Land Cruiser miliknya.
Parade kemenangan itu digelar menggunakan SUV, dengan membunyikan klakson tiada henti sementara di belakang mereka tampak unta saling berkomunikasi satu sama lain, berjalan cantik lalu perlahan memudar di balik bukit pasir gurun.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.