WASHINGTON, KOMPAS.TV - NASA telah memperkerjakan pendeta sebagai langkah untuk mempersiapkan manusia untuk bertemu dan kontak dengan alien.
NASA dikabarkan telah mempekerjakan 24 pendeta dan ahli keagamaan.
Hal itu merupakan bagian dari rencana mereka untuk mengetahui bagaimana agama yang berbeda di dunia akan beraksi mengenai kehidupan di luar bumi.
Di antara mereka yang dipekerjakan NASA adalah Pendeta Inggris, Andrew Davison, seorang ahli agama Universitas Cambridge yang memegang gelar doktor dalam bidang biokimia dari saingannya dengan Universitas Oxford.
Baca Juga: Diduga Berselingkuh, Pasangan Pria dan Perempuan Diikat di Tiang, Dipukuli dan Jadi Tontonan Warga
Dikutip dari Daily Star, alasan NASA mempekerjakan para teolog sekarang adalah karena kemajuan dalam upaya umat manusia untuk menemukan kehidupan di tempat yang tak diketahui.
Serangkaian misi baru diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentarng ruang angkasa, termasuk penggunaan Teleskop James Webb, yang akan diluncurkan pada Malam Natal.
Selain itu, Rover Penjelajah Rosiland Franklin dari Badan Antariksa Eropa yang dibangun di Stevenage, Inggris, akan diluncurkan tahun depan.
NASA sendiri sudah melakukan persiapan dengan mengadakan diskusi yang diadakan di Pusat Penyelidikan Teologi di Universitas Princeton, New Jersey.
Diskusi tersebut dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kehidupan dari planet lain dapat memengaruhi pemikiran tentang Tuhan dan penciptaan.
Pendeta Davison percaya, prospek untuk menemukan kehidupan di luar dunia ini menjadi lebih mungkin terjadi.
Pada buku Davison, Astrobiologi dan Doktrin Kristen, ia menanyakan apakah Tuhan menciptakan kehidupan lain di alam semesta ini. Atau mungkinkah Tuhan telah mengirimkan seorang penyelamat untuk mati demi dosa spesies alien.
Kepala Institut Astrobiologi NASA hingga 2016 Carl Pilcher mengungkapkan salah satu alasan NASA mempekerjakan ahli teologi.
Baca Juga: Tiru Kim Jong-Un selama 10 Tahun, Pria Ini Sempat Takut dengan Ancaman yang Diterimanya
“Mereka dibawa untuk mempertimbangkan implikasi dari penerapan alat-alat sains akhir abad ke-20 (dan awal abad ke-21) untuk pertanyaan-pertanyaan yang telah dipertimbangkan dalam tradisi keagamaan selama ratusan atau ribuan tahun,” ujarnya.
Mengenai kemungkinan bumi sebagai satu-satunya planet yang memiliki kehidupan, Pilcher memiliki pendapatnya sendiri.
“Itu tidak terbayangkan ketika ada lebih dari 100 miliar bintang di galaksi ini dan lebih dari 100 miliar galaksi di alam semesta,” ujarnya.
Pilcher pun percaya bawah sangat penting implikasinya telah dipikirkan sebelumnya, terlepas dari kapan pun kehidupan asing ditemukan.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.