Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Mempan Diancam, Rusia Malah Tambah Pasukan di Perbatasan Ukraina

Kompas.tv - 23 Desember 2021, 10:06 WIB
tak-mempan-diancam-rusia-malah-tambah-pasukan-di-perbatasan-ukraina
Ilustrasi tentara Rusia. (Sumber: Baderkhan Ahmad/AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Rusia dilaporkan terus menambah pasukannya di perbatasan Ukraina, meski sudah diancam akan ada sanksi jika mereka melakukan penyerangan ke negara tetangganya itu.

Penambahan pasukan yang dilakukan Rusia diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Rabu (22/12/2021).

“Rusia terus melakukan eskalasi dan belum mengurangi penumpukan pasukannya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS dikutip dari The Moscow Times.

Juru bicara tersebut mengungkapkan saat ini AS dan sekutu tengah memonitor lebih dekat situasi yang ada.

Baca Juga: Pria Ini Selundupkan Kokain dengan Membebatkannya ke Penis, Ketahuan Polisi

Ia juga mengulangi bahwa agresi lebih jauh melawan Ukraina akan memiliki konsekuensi yang besar dan akan memberikan harga yang mahal.

Selain AS, Jerman juga melaporkan adanya lebih banyak pergerakan pasukan di perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

Pihak Barat menuduh Moskow telah menggerakkan puluhan ribu pasukan di perbatasan untuk menyiapkan invasi yang mungkin terjadi di Ukraina.

Pihak Barat dan PBB pun telah mengancam akan memberikan sanksi yang masif jika Rusia akhirnya bergerak untuk menyerang Ukraina.

Baca Juga: Jenderal Ini Berenang 12 Jam hingga Selamat usai Helikopternya Jatuh ke Samudra Hindia

Rusia sendiri membantah akan melakukan invasi dan meminta garansi legal dari AS dan NATO, meminta aliansi itu untuk menghentikan ekspansi ke timur.

“Kami dengan tegas meminta Rusia untuk melakukan deeskalasi dengan menarik mundur pasukannya dari pernatasan dengan Ukraina,” tutur juru bicara Kementeria Luar Negeri AS.

“Tujuan kami adalah melakukan deeskalasi melalui diplomasi. AS siap melakukan diplomasi pada Januari melalui beberapa hubungan,” katanya.




Sumber : The Moscow Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x