BEIJING, KOMPAS.TV - China memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa akan ada keadilan atas ulah mereka di Afghanistan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Selasa (14/12/2021).
Ia juga mengungkapkan bahwa era AS yang kerap bertindak sewenang-wenang akan segera berakhir.
Komentar itu merupakan respons dari laporan bahwa tak ada tentara AS yang dihukum atas serangan drone di Afghanistan yang membunuh 10 orang, termasuk di antaranya tujuh anak-anak, akhir Agustus lalu.
Baca Juga: Pesta Ulang Tahun Putri Belanda ke-18 Langgar Aturan Covid-19, Raja Mengaku Salah
“Kekejaman tentara AS yang membunuh warga sipil Afghanistan tak bisa diterima,” ujarnya dikutip dari Daily Star.
“Lebih keterlaluan bahwa AS membebaskan para pelaku dengan impunitas untuk berbagai alasan,” tambah Wang.
Ia menambahkan, rakyat Afghanistan yang tak bersalah tewas atas kebrutalan militer AS, di saat negara adidaya itu membicarakan demokrasi dan hak asasi manusia di Pertemuan Demokrasi.
Keluarga para korban pun tak memiliki tempat untuk mengekspresikan rasa duka mereka.
“Ini adalah realitas kejam yang datang ke dunia dari apa yang disebut dengan demokrasi dan hak asasi manusia yang diadvokasi oleh AS,” tuturnya.
“Kami mengutuk intervensi militer brutal yang dilakukan AS di Afghanistan, Irak, Suriah atas nama demokrasi dan hak asasi manusia,” tambahnya.
Wang pun meminta agar komunitas internasional memperhatikan kejahatan perang yang dilakukan militer AS, yang membunuh warga tak bersalah di seluruh dunia.
Ia pun meminta agar AS bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Keadilan mungkin tertunda, tetapi tak bisa dibantahkan. Era di mana AS bersikap sewenang-wenang di dunia di bawah dalih demokrasi dan hak asasi manusia telah berakhir,” ucapnya.
Baca Juga: Laut China Selatan Memanas: China Gelar Latihan Perang, AS Kirim Pesawat Mata-Mata
“Hari penghakiman akhirnya akan datang untuk militer AS yang melakukan kejahatan pembunuhan warga tak bersalah di banyak negara."
AS sendiri mengklaim bahwa serangan di Afghanistan itu demi mencegah serangan ISIS yang akan segera terjadi saat evakuasi tengah berlangsung di Bandara Kabul.
Namun, akhirnya diketahui bahwa serangan itu membunuh warga sipil.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin meminta maaf atas kesalahan buruk tersebut, tetapi tak menghukum siapa pun untuk insiden tersebut.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.