ABU DHABI, KOMPAS.TV - Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan mengancam Amerika Serikat (AS) akan membatalkan pembelian jet tempur senilai 23 miliar dolar AS dari negara itu. Hal tersebut dilaporkan Wall Street Journal sebagaimana dilansir The Eurasian News, Rabu (15/12/2021).
Abu Dhabi dilaporkan sedang dalam proses pembelian jet tempur F-35 dan drone dari pemerintah AS. Pembelian ini disepakati ketika Washington masih dipimpin Donald Trump.
Akan tetapi, seiring meningkatnya pengaruh China di UEA dan kekhawatiran AS soal itu, Abu Dhabi dilaporkan mengancam membatalkannya.
Washington sendiri dilaporkan keberatan atas pengaruh Beijing di Abu Dhabi. Pihak AS mempertanyakan apakah jet tempurnya nanti akan aman dari mata-mata China.
Pemerintahan Joe Biden sendiri dilaporkan masih yakin pembelian ini masih bisa selesai. Apabila Abu Dhabi masih kukuh mempertahankan hubungan baik dengan China, Washington disebut mempertimbangkan opsi mengganti F-35 dengan jet lain yang kurang canggih.
Baca Juga: Nobatkan Pejabat Kontroversial UEA sebagai Presiden, Interpol Tuai Protes
Pada awal Desember lalu, UEA sepakat membeli 80 unit jet tempur Rafale dari Prancis. Banyak kalangan menduga pembelian tersebut untuk mengantisipasi batalnya perjanjian dengan AS.
Akan tetapi, Angkatan Udara UEA membantahnya. Pejabat militer UEA menyebut pembelian Rafale dilakukan untuk “melengkapi” pembelian F-35.
“Kesepakatan ini bukanlah pengganti pembelian F-35 yang akan datang. Ini dipandang sebagai kesepakatan pelengkap seiring upaya kami meningkatkan kapabilitas angkatan udara,” kata Komandan AU UEA Mayjen Ibrahim Nasser Al-Alawi dikutip The Eurasian News.
UEA dan China sendiri selama ini menjalin kerja sama yang membuat AS keberatan. Salah satunya dalam pengembangan teknologi 5G.
Abu Dhabi menggunakan jasa Huawei untuk mengembangkan teknologi 5G. Perusahaan China itu dicurigai AS atas tuduhan memata-matai.
AS juga menyoroti pembangunan pelabuhan di dekat Abu Dhabi oleh China. Washington menuduh Beijing sedang membangun fasilitas militer.
UEA sendiri membantah tuduhan tersebut. Namun, mereka mau menghentikan sementara kerja sama dengan China dalam pembangunan itu. Sejumlah kalangan menilainya sebagai langkah Abu Dhabi untuk memulihkan hubungan dengan AS.
Baca Juga: Menlu AS Blak-blakan soal Hubungan dengan China hingga Dukungan pada Indonesia Pimpin G20
Sumber : The Eurasian News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.