PYONGYANG, KOMPAS.TV - Kim Jong-un akan genap 10 tahun memimpin Korea Utara pada pekan ini. Ia menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara pekan ini pada 2011 silam.
Kim Jong-un naik ke kursi kekuasaan usai ayahnya, Kim Jong-il, meninggal tiba-tiba pada 2011.
Saat naik menjadi pemimpin tertinggi Pyongyang, berbagai pihak meragukan kapasitas Kim Jong-un. Namun, putra kedua Kim Jong-il ini sukses membuktikan kemampuan politik dan menjadi penguasa absolut selama satu dekade.
Dulu, Kim Jong-un diprediksi akan digantikan pemimpin lain atau dikudeta militer. Ia memimpin pada usia 29 tahun dan dianggap terlalu muda serta belum berpengalaman.
Akan tetapi, Kim Jong-un sukses menjawab keraguan dengan tangan besi. Cucu Kim Il-sung ini cekatan mengonsolidasikan kekuatan.
Baca Juga: Kim Jong-Un Akan Berikan Hadiah Permen saat Ulang Tahun, tapi Rakyat Korea Utara Harus Bayar
Pada awal kekuasaannya, Kim Jong-un diduga melakukan pembersihan terhadap petinggi militer dan anggota keluarganya sendiri.
Ratusan eksekusi diduga terjadi. Paman ipar Kim, Jang Song-thaek, dilaporkan turut dieksekusi.
Setelah melakukan eksekusi massal, Kim mendesain propaganda massif yang membuatnya tak tergoyahkan sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara.
Kim memang telah membuktikan diri cakap mengonsolidasikan dan mempertahankan kekuatan. Namun, seiring ekonomi Korea Utara yang memburuk, rezim Kim menghadapi sederet tantangan sulit usai berkuasa satu dekade.
Korea Utara sejak lama disanksi Amerika Serikat yang membuat ekonomi negara itu sulit berkembang. Pandemi Covid-19 sejak 2020 pun memperparah keadaan.
Kim sendiri bertekad menjaga program nuklir tetap jalan sembari memakmurkan rakyat Korea Utara. Pada pidato pertamanya pada awal 2012, ia telah berjanji rakyat Korea Utara “tidak perlu mengencangkan ikat pinggang lagi.”
Baca Juga: Rezim Kim Jong-Un Hukum Dua Tentara Korut yang Sebut Korea Selatan dengan Nama Resmi
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.