BEIJING, KOMPAS.TV – Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin pengibaratan itu cocok disematkan untuk China sekarang. Sebab, seusai menuai boikot diplomatik atas gelaran Olimpiade di masa pandemi dari sejumlah negara, China kini harus menghadapi tantangan lain: mencari pesawat untuk mendatangkan para atlet dan tim ofisial mereka.
“Memastikan kelancaran kedatangan para peserta telah menjadi kekhawatiran semua orang karena adanya pengurangan penerbangan pesawat penumpang akibat Covid-19,” kata Direktur Pusat Kedatangan dan Keberangkatan panitia pelaksana Olimpiade Beijing Zhang Liang, Jumat (10/12/2021) seperti dikutip dari Associated Press.
“Panitia dan otoritas penerbangan sipil telah menetapkan bahwa penerbangan carteran dan sementara akan menjadi sarana utama, dilengkapi dengan penerbangan komersial,” imbuh Zhang.
Baca Juga: Petenis Peng Shuai yang Diduga Dicabuli Petinggi Partai Komunis China Akhirnya Muncul, Ini Katanya
Sebanyak 17 maskapai domestik dan asing telah setuju untuk menyediakan penerbangan sementara. Rinciannya, 15 penerbangan masuk dari lebih dari selusin bandara dunia setiap hari, bersama 13 penerbangan keluar.
“Rencana penerbangan telah dikonfirmasi dan jadwal penerbangan telah dirilis,” jelas Zhang.
China yang berhasil mengontrol penyebaran virus sejak pandemi dimulai di kota Wuhan pada akhir 2019 lalu, tetap menerapkan pendekatan ‘toleransi nol’ atas pembatasan pandemi.
Para peserta Olimpiade, kata Zhang, harus sudah divaksin lengkap setidaknya 2 minggu sebelum keberangkatan ke Beijing, dan kesehatan mereka dipantau setiap hari. Mereka juga harus menjalani 2 tes asam nukleat dalam 96 jam penerbangan mereka. Tujuannya, untuk menerima kode kesehatan hijau dari pemerintah China yang menandakan bahwa mereka bebas dari virus. Tes lain juga harus dilakukan saat mereka tiba di Beijing.
Setelahnya, para atlet, tim ofisial dan jurnalis akan masuk ke dalam lingkungan kompleks tertutup selama Olimpiade berlangsung pada 4 – 20 Februari 2022. Pesta olahraga itu akan digelar di 3 lokasi berjauhan di pusat kota Beijing, pinggiran Yanqing, dan provinsi tetangga Hebei. Tidak ada penonton dari luar China yang diizinkan menonton.
Baca Juga: Ikuti Langkah AS dan Australia, Inggris Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing
Sebelumnya, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan sejumlah negara lain mengumumkan boikot diplomatik Olimpiade Beijing dengan tak mengirimkan perwakilan pemerintah mereka ke China. Boikot diplomatik itu merupakan protes atas perlakuan China terhadap muslim Uighur dan kelompok minoritas lainnya, juga para aktivis masyarakat sipil dan hak asasi manusia.
China sendiri menolak boikot itu dan menyebutnya sebagai tindakan sia-sia yang melanggar semangat Olimpiade. China juga berjanji akan membalas.
Baca Juga: Olimpiade Beijing 2022 Diboikot Barat, China: Mereka akan Menuai Akibatnya
Para politisi, petenis dan asosiasi petenis perempuan WTA juga mengemukakan kekhawatiran mereka atas keselamatan petenis China Peng Shuai. Peng menuding Zhang Gaoli, mantan petinggi Partai Komunis China, telah memaksanya berhubungan seks tiga tahun lalu. Sebagai respons, WTA menangguhkan seluruh event di China dan Hong Kong.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.