SHANGHAI, KOMPAS.TV - Rentang waktu yang lebih panjang antara suntikan dosis kedua dan dosis ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac memberikan perlindungan lebih banyak terhadap Covid-19 daripada rentang waktu suntikan yang lebih pendek, disebut dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet yang dilansir Straits Times, Jumat, (10/12/2021).
Mereka yang menerima suntikan dosis ketiga vaksin buatan Sinovac delapan bulan setelah suntikan kedua, memiliki tingkat antibodi yang naik lebih dari dua kali lipat dibanding mereka yang menerima suntikan ketiga hanya dua bulan dari suntikan kedua mereka, kata peneliti dari Sinovac Biotech, Universitas Fudan, dan beberapa Pusat Regional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Studi tersebut menemukan, perlindungan dari Covid-19 "menurun secara substansial" pada enam bulan setelah dua dosis vaksin.
Kemudian, suntikan ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada delapan bulan setelah suntikan kedua menghasilkan "lonjakan luar biasa" dalam konsentrasi antibodi Covid-19.
Temuan itu muncul saat berbagai negara di seluruh dunia mempercepat upaya vaksinasi dosis ketiga, sementara pada saat yang sama mulai bergulat dengan varian baru, Omicron, yang jauh lebih mudah menular.
Sementara beberapa tempat seperti Korea Selatan memotong jadwal booster menjadi hanya tiga bulan setelah suntikan kedua, sebuah strategi yang didukung oleh kepala eksekutif BioNTech Ugur Sahin, studi Lancet justru menunjukkan bahwa mempercepat dosis ketiga mungkin bukan pendekatan terbaik bagi mereka yang menggunakan vaksin yang tidak aktif seperti Sinovac.
Baca Juga: Pria di Filipina Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca di Hari yang Sama, Apa Efeknya?
Vaksin buatan Sinovac yang berbasis di Beijing adalah yang paling banyak digunakan secara global dengan 2,3 miliar dosis, sebagian besar di negara berkembang.
Meskipun masih sangat efektif dalam menangkal penyakit serius dan kematian, vaksin buatan Sinovac melindungi jauh lebih sedikit terhadap penularan dan penyakit simtomatik dibandingkan vaksin mRNA untuk jenis virus asli dan varian Delta.
Sinovac sedang mempelajari bagaimana vaksin buatan mereka bisa bertahan melawan Omicron.
Sekitar 38 juta orang menerima suntikan booster di China, kata Dr Wang Huaqing, kepala ahli imunisasi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, dalam sebuah pengarahan pada bulan November.
Hong Kong juga mulai meluncurkan suntikan booster pada 11 November dengan kelompok berisiko tinggi yang menerima vaksin Sinovac.
Studi yang diterbitkan pada 7 Desember juga menunjukkan, orang berusia 60 tahun atau lebih menerima konsentrasi antibodi yang lebih tinggi dari suntikan ketiga daripada orang berusia 18 hingga 59 tahun.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.